FaktualNews.co

Proyek Rusunawa Kota Mojokerto Rampung, Pekerja Tinggalkan Hutang Rp 36 Juta di Warung

Peristiwa     Dibaca : 708 kali Penulis:
Proyek Rusunawa Kota Mojokerto Rampung, Pekerja Tinggalkan Hutang Rp 36 Juta di Warung
FaktualNews.co/amanu
Suparmi (49) didampingi suaminya Warga Kelurahan Blooto, Kota Mojokerto saat menunjjukan buku catatan tunggakan hutang para pekerja proyek.

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Sejumlah pemilik warung di sekitar proyek pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) di Kota Mojokerto mengeluh.

Lantaran sejak tiga bulan terakhir puluhan pekerja proyek menunggak uang makan mencapai Rp 36 juta. Padahal, proyek sudah selesai dan pekerja sudah meninggalkan lokasi proyek.

Sedikitnya tiga warung dan dua kamar kos yang biasa ditempati para pekerja proyek merugi. Bahkan salah seorong pemilik warung mengeluh tidak dapat membiayai anaknya sekolah.

Seperti Suparmi (49) Warga Kelurahan Blooto, Kota Mojokerto, salah satu pemilik warung yang sejak tiga bulan belum mendapatkan pelunasan uang tunggakan dari pihak pekerja proyek.

“Sejak bulan empat sampai saat ini, tunggakannya ada kurang lebih 15 juta lebih di warung saya,” ucapnya, Kamis (08/08/19)

Didampingi suami, Sukiyono (49) dia menjelaskan, awal dirinya membuka warung di dekat Rusunawa dirinya tidak membuka warung makan, malainkan hanya jual ketan sambal, pada 2018 lalu.

Namun, tiga hari setelah buka warung, dirinya didatangi seorang pemimpin proyek, memberi saran agar membuka warung nasi.

“Saya diberi modal Rp 1 juta, disuruh membuka warung nasi. Nantinya para pekerja proyek di rusunawa, bisa makan, minum hingga rokok bisa minta dulu di sini,” jelasnya.

Proses pembayaran berjalan dengan lancar meski pun sampai jutaan rupiah. Namum seiring berjalannya waktu, sejak April 2019, uang tinggakan para pekerja proyek tidak lagi dibayar hingga kini.

“Saat ini para pekerja proyek ya sudah tidak ada, mereka sudah meninggalkan lokasi proyek sejak malam takbir Idul Fitri lalu,” tambahnya.

Tidak hanya menyebabkan perputaran uang terganggu, Suparmi juga tak mampu membayar biaya sekolah anaknya. Hutang Suparmi juga menumpuk, sehingga kerap ditagih.

“Saat pamit pada tiga bulan yang lalu, saya hanya diberi uang jaminan Rp 2 juta dan satu motor satria Fu. Itupun hanya motor STNK saja. Sekarang saya simpan di rumah, tak berani memakai,” imbuhnya.

Pemilik warung lain, Susiati (37) asal Jalan Cinde Baru, Kelurahan Prajuritkulo, Kota Mojokerto, mengaku, di warung miliknya, para pekerja punya tunggakan Rp 8,5 juta, itu sejak tiga bulan yang lalu,” ucapnya.

Menurut dia, sejak awal makan di sini, para pekerja proyek Rusunawa tidak pernah membayar sama sekali, mereka hanya mengatakan kalau ada yang bertanggung jawab.

“Dulu pernah pimpinan proyeknya ke sini untuk pamit. Saya lupa namanya, yang jelas dia ke sini menjanjikan segera membayar semua tunggakan para pekerja. Tapi menunggu uang gajian turun,” jelasnya.

Nemun hingga kini para pekerja sudah tidak berada di sini, Susiati mengaku tidak ada pertanggung jawaban dari pihak proyek.

“Saya punya nomor pihak proyek, tapi saat saya hubungi tidak pernah ada jawaban. Bahkan Senin kemarin, saya sama ibu-ibu lain pergi ke dinas PU untuk meminta pertanggungjawaban, tapi hasilnya sama, hanya disuruh sabar, ” terangnya.

Dari data yang didapat, selain dua warung milik Susiati dan Suparmi, terdapat satu warung dan dua rumah kos di lokasi pembangunan Rusunawa bernasib yang sama.

Para pemilik warung tersebut masih mempunyai tagihan kepada para pekerja proyek tersebut dengan jumlah bervariasi, berkisar dari Rp 900.000 hingga terbanyak Rp 15,8 juta.

“Saya tadi bersama dua pemilik warung dan rumah kos, sudah berusaha keras meminta kejelasan kepada pihak bersangkutan, total keseluruhan imbas pekerja proyek yang menunggak mulai dari warung dan rumah kos berjumlah Rp 36 juta lebih,” tegasnya.

Kabag Humas Pemkot Mojokerto Hatta Amrulla diminta konfirmasi mengatakan, pihaknya akan segera melakukan kordinasi dengan yang bersangkutan pada kasus ini.

“Ini hubungannya bukan sama Pemkot, melainkan sama PT Mina Fajar Abadi. Ini saya dapat info persoalan ini sudah mendapatkan jawaban, tinggal menunggu dana jaminan pekerjaan pemeliharaan turun Rp 1 miliar. Kalau sudah turun segera di ganti,” tegasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah