Sepuluh Tahun Berdiri, Sekolah Inklusi di Situbondo ini Tak Tersentuh Bantuan Pemerintah
SITUBONDO, FaktualNews.co – Sekolah Dasar Sentra Anak Inklusi Situbondo Jatim (SD SAInS Situbondo Jatim) di Desa Sumberkolak, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, mengaku tidak pernah mendapat perhatian dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pemkab Situbondo.
Sekolah D asar yang menampung Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat setempat. Saat ini, tercatat sebanyak 55 siswa belajar di SD SAInS Situbondo itu. Mereka berasal dari berbagai wilayah di Kecamatan Panarukan, Panji, dan Kecamatan Kota, Situbondo, Jawa Timur.
S.T. Wati Sulasminingsih selaku perintis SD SAInS Situbondo Jatim mengatakan, sekolah ini didirikan sekitar 10 tahun lalu. Latar belakangnya adalah keinginan masyarakat sekitar yang mempunyai anak berkebutuhan khusus, agar mempunyai wadah untuk menyalurkan bakat putra-putrinya tanpa perbedaan dari skala kemampuan.
“Sayangnya, hingga kini, belum ada perhatian dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Situbondo. Padahal, sekolah ini sudah berdiri sekitar 10 tahun lalau. Utamanya perhatian dalam memgurus perijinan agar tidak dipersulit,” kata S.T. Wati Sulasminingsih, Kamis (8/8/2019).
Perempuan yang akrab dipanggil Wati menegaskan, pada awal berdirinya SD SAInS Situbondo Jatim ini, tidak punya murid reguler (murid normal, red), hanya murid yang memerlukan Kebutuhan Khusus, seperti down syndrome, autisme dan keterbelakangan mental. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, ada beberapa orang tua yang memindahkan anaknya dari sekolah SDN ke SD SAInS Jatim ini.
“Mereka dipindahkan ke SD SAInS, karena saat ada di SD sebelumnya mendapat ejekan dari teman-teman kelasnya,” beber Wati.
Wati menambahkan, dalam memberikan pelajaran bagi Anak Berkebutuhan Khusus, para guru SD SAInS selalu bersama-sama mengajak mereka untuk melihat dan mendengar dengan segala potensi yang ada agar mereka tidak minder dalam menghadapi berbagai persoalan.
“Sebenarnya banyak potensi yang dimiliki oleh Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dalam proses belajar mengajar, asalkan kita tahu dan memahami keinginan mereka dan menempatkan mereka pada kemampuan yang dimiliki masing-masing siswa,” ucapnya.
Lebih jauh Wati mengatakan, sebanyak 11 guru SD SAInS Situbondo Jatim mempunyai cita-cita untuk membesarkan dan mengembangkan sekolahnya, dengan sarana dan prsarana yang memadai.
“Agar kebutuhan masyarakat untuk menyekolahklan anaknya yang memerlukan kebutuhan khusus bisa tercover, dan saya berharap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemkab Situbondo memperhatikan keberadaan SD SAInS Situbondo Jatim,” harapnya.
Wati mengungkapkan, jika SD SAInS Situbondo Jatim ini dibangun menggunakan konsep alam, dengan seluruh bangunannya itu terbuat dari bambu.
“Selain itu, suka duka mengajar untuk anak berkebutuhan khusus ini harus dijalani dengan penuh kesabaran dan tekun, serta harus dinikmati, sehingga jika dinikmati dengan hati yang ikhlas, nantinya akan timbul perasaan senang,” pungkasnya.