FaktualNews.co

Rujak Legendaris Mbok Pon di Gudo Jombang, Pedasnya Nonjok

Kuliner     Dibaca : 1964 kali Penulis:
Rujak Legendaris Mbok Pon di Gudo Jombang, Pedasnya Nonjok
FaktualNews.co/benny hendro
Poninten (kiri) , pemilik Warung Rujak Cingur Mbok Pon sedang melayani pelanggan.

JOMBANG, FaktualNews.co-Jombang dengan sejuta olahan kulinernya memang tidak pernah bosan membuat lidah warganya bergoyang.

Selain menu kekiniannya, kota yang dikenal dengan sebutan kota santri ini  juga memiliki banyak warung lawas menyajikan berbagai olahan melegenda, yang tidak perlu diragukan citarasanya.

Salah satunya warung Rujak Cingur Mbok Pon yang sudah berdiri sejak 65 tahun silam, dan bertahan hingga sekarang, yakni generasi keempat.

Dari depan, warung rujak di utara tepi Sungai Konto, tepatnya di Dusun Kasemen, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Jombang, itu tampak sederhana.

Tapi berbagai menu lain yang disajikan cukup menggoda. Antara lain minuman tape ketan  yang bisa memanjakan lidah penggunjung.

“Saya sudah lama jualan rujak, sejak masih usia anak-anak. Maklum zaman dulu tidak ada orang yang sekolah. Jadi bisanya jualan gini,” kata Poninten, pemilik Warung Rujak Mbok Pon.

Warung Rujak Mbok Pon cukup laris. Selain citarasanya menendang, harga lumayan terjangkau. Untuk satu porsi rujak cingur, hanya perlu merogoh kocek Rp 10.000.

Selain itu, sebagai pelengkap ada menu minuman dawet ketan yang harganya Rp 3.000. Seporsi rujak cingur ditmabha minuman, cukup untuk mengganjal perut yang lapar.

Joko Fattah Rochim (46), salah satu pengunjung setia Warung Rujak Mbok Pon menuturkan, olahan bumbu rujak cingur di warung milik Poninten ini mempunyai cita rasa yang khas.

“Hampir setiap pekan saya datang ke sini. Maklum, saya suka makan yang pedas-pedas. Sejak masih kecil saya sering diajak almarhumah ibu saya santap di warung rujak cingur Mbok Poninten ini. Bumbu rujaknya khas dan pedasnya nonjok banget,” kata Fattah.

Menurut Poninten, untuk membuat rujak cingur terdapat dua bahan utama. Mentahan dan matengan. Mentahan berarti bahan-bahannya segar tanpa dimasak. Sedangkan matengan berarti sebaliknya, bahan-bahan sudah dimasak.

Bahan matengan terdiri atas buah-buahan seperti bengkoang, belimbing, nanas, mangga, kedondong, timun dan krai. Krai ini sejenis ketimun tapi memiliki biji yang lebih kecil dengan garis kulit yang mencolok.

Adapun bahan matengan terdiri atas lontong, tempe dan tahu goreng, gimbal tempe, bendoyo dan sayur mayur. Bendoyo ini krai yang dimasak dengan air.

Gimbal tempe ini semacam tempe selimut. Yakni tempe yang dibalut dengan tepung yang sudah diberi bumbu kemudian digoreng. Sedangkan sayur-mayur terdiri atas kecambah, kangkung dan kacang panjang.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah
Tags