Pendidikan

Bupati Dadang Wigiarto Copot Kasek SDN 8 Curahtatal Situbondo, Dinilai Lalai dalam Tugas

SITUBONDO, FaktualNews.co-Bupati Situbondo Dadang Wigiarto, akhirnya mencopot Mujiono dari jabatannya sebagai Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Curah Tatal 08 Kecamatan Arjasa, Situbondo.

Pasalnya, Mujiono dinilai lalai melaksanakan tugasnya, melakukan kontrol terhadap dua SDN Filial.

Bupati menilai, meski dalam beberapa bulan terakhir tidak ada aktivitas proses belajar mengajar pada dua SDN Filial yang menginduk ke SDN 08 Curahtatal, Kecamatan Arjasa, Situbondo, namun Mujiono Kepsek membiarkan para guru mogok mengajar.

Dua SDN filial tersebut adalah SDN Filial Kerpang, dan SDN Filial Cobbu.

“Karena Mujiono selaku Kepala Sekolah SDN 08 lalai melaksanakan tugasnya, sehingga mulai hari ini, kita ganti dengan kepala sekolah yang baru,” ujar Bupati Dadang Wigiarto, Senin (12/8/2019).

Selain mencopot Mujiono dari jabatannya, bupati juga membentuk tim terdiri dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan Inspektorat untuk melakukan pemeriksaan.

“Kita ingin memastikan, apakah ada disiplin yang dilanggar. Bisa jadi selain mencopot jabatan sebagai kepsek juga sampai kepada pemecatan dari status PNS,” tegas Bupati Dadang Wigiarto.

Bupati Dadang menegaskan, sebenarnya jumlah guru di SDN Curah Tatal 08 Kecamatan Arjasa sudah ideal dan memenuhi kebutuhan guru, termasuk di SDN filial.

Namun, karena kepala sekolah lalai dalam tugasnya, mengakibatkan puluhan siswa SDN filial di Dusun Kerpang dan Dusun Cobbu’ Desa Curah Tatal terlantar.

“Ada 13 guru dan seorang kepala sekolah. Jika delapan guru mengajar di SDN Curah Tatal 08, empat guru lainnya bisa dikondisikan di SDN filial.

Tapi kenyataannya tidak begitu. Seharusnya kepala sekolah yang bertanggung jawab atas tidakadanya aktivitas belajar mengajar tersebut,” pungkasnya.

Sekadar diketahui, SDN Filial Kerpang yang memiliki total 16 siswa, dan SDN filial Cobbu’ yang memiliki 23 siswa menginduk ke SDN Curah Tatal 08.

Selama beberapa bulan terakhir ini, SDN filial Kerpang dan Cobbu’ ini sudah tidak ada proses belajar mengajar, karena tidak ada gurunya. Namun siswa masih datang ke sekolah meskipun hanya seminggu sekali.

Mereka datang hanya untuk membersihkan kelas dan berharap proses belajar mengajar kembali terlaksana di daerah terpencil tersebut.