Peringatan HUT RI ke 74
Ada Drama Kolosal ‘Perjuangan Mastrip’ di Jember
JEMBER, FaktualNews.co – Ada yang menarik dalam momen perayaan HUT RI ke 74 yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten Jember di Alun-alun Kota Jember, Jawa Timur, Sabtu (17/8/2019) siang.
Sebelum pelaksanaan Upacara Bendera Kemerdekaan, ditampilkan drama kolosal “Palagan Panduman” siswa-siswi dari Teater Sepikul, salah satu kelompok ekstrakurikuler SMAN Pakusari dan Teater Zero, SMP Silo yang berkolaborasi dengan Komunitas Musik Jember (KMJ).
Dalam drama kolosal tersebut, dikisahkan tentang perjuangan para pahlwan asal Jember yang tergabung dalam Tentara Republik Indonesia Pelajar (Trip).
Para pahlawan itu menurut sejarah, merupakan para pelajar laki-laki berusia sekitar 17 tahun, yang sengaja dibentuk untuk melawan penjajah setelah zaman kemerdekaan 1945. Dimana mereka itu disebut sebagai Mas Trip, artinya para pahlawan pemuda laki-laki yang menjadi anggota Trip.
Dalam cerita yang disampaikan pada drama kolosal itu, sekitar tahun 1947, terjadi peperangan kembali melawan penjajah belanda, setelah sebelumnya pada tahun 1945 Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya.
Kedatangan tentara Belanda itu, merupakan Agresi Militer kedua Belanda, untuk berusaha kembali menjajah Indonesia.
Para pemuda yang berumur sekitar 17 tahun, dan juga masih berstatus pelajar, digabungkan menjadi satu pasukan yang disebut Trip (Tentara Republik Indonesia Pelajar. Karena kebanyakan pasukan bentukan itu laki-laki, para tentaranya disebut dengan Mas Trip.
“Di kala itu, kami diminta dan dengan kerelaan hati untuk kembali berjuang melawan penjajah. Meskipun kami masih pelajar, kami berjuang melawan Belanda, yang datang dari Bondowoso untuk kembali menjajah Jember,” kata salah seorang veteran TRIP, Djoko Pramoedito, usai upacara.
Djoko yang merupakan veteran perang itu berkisah bagaimana perjuangannya melawan penjajah. “Saya saat itu bertugas sebagai kurir, yang mengantarkan pesan informasi kepada tentara rakyat (sekarang TNI), tentang sejauh mana posisi penjajah Belanda saat itu,” katanya.
Selain berperang, kekuatan Trip juga mampu mengusir penjajah. “Saya saksi hidup di kala itu. Kini rekan-rekan saya sudah banyak yang meninggal. Saat itu umur 17 tahun, dan saya kelahiran tahun 1930,” kata kakek yang kini sudah berumur sekitar 89 tahun itu.
Dengan perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke 74, Veteran Djoko ini berpesan agar generasi muda dan penerus bangsa, tetap menjaga persatuan dan kesatuan.
“Tetap jaga persatuan dan kesatuan. Karena apa yang kita perjuangkan dulu, untuk anak cucu. Saya merasa prihatin, jika sekarang banyak konflik dan perpecahan. Mari jaga kemerdekaan yang diperjuangkan dengan tetes darah dan air mata ini,” katanya.