MOJOKERTO, FaktualNews.co – Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, mulai melakukan ekskavasi Situs Yoni Petilasan Tribhuwana Tunggadewi yang berlokasi di tengah persawahan Dusun/Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Senin (19/08/19).
Proses Ekskavasi sudah memasuki tahap kedua, setelah pada 2018 lalu, BPCB telah melakukan observasi. Proses Ekskavasi bakal dilakukan hingga 30 Agustus 2019 mendatang untuk melihat bentuk asli Situs Klinterejo.
Kasub Unit Pemanfaatan BPCB Jawa Timur, Pahadi mengatakan, ekskavasi dilakukan pada situs Yoni Petilasan Tribhuwana Tunggadewi, setelah ada permohonan izin untuk mengembangkan Situs Klinterejo dari unsur masyarakat untuk membuat cungkup.
“Karena wilayah Trowulan masuk dalam kawasan strategi nasional sekaligus kawasan cagar budaya peringkat nasional, maka harus ada kajian untuk memastikan keaslian lokasi tersebut sebelum adanya pembuatan cungkup,” ucapnya.
Artinya, seluruh izin pemanfaatan pengembangan berada di Kemendikbud, kemudian secara teknis ditujukan ke Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permusiuman. Sehingga kemudian dilakukan observasi.
Menurutnya, dalam rangka mengembangkan aspek keaslian perlu sebuah kajian dengan merujuk UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Sehingga pihaknya harus melakukan kajian ini untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat untuk mengembangkan situs ini.
Sementara dari hasil ekskavasi, pihaknya belum bisa mengerucutkan bentuk keaslian. Hanya saja ditemukan beberapa struktur tumpukan batu bata di sekeliling Yoni Petilasan Tribhuwana Tunggadewi.
“Di salah satu sudut di tembok sekeliling Yoni, menunjukan struktur yang mengarah ke selatan juga di Timur. Keterangan juru pelihara, jika memang Situs Klinterejo pernah dilakukan beberapa kali penambahan, seperti bangunan maupun dinding sebagai fasilitas kenyamanan peziarah, sehingga ini yang masih kita gali,” ungkapnya.
Pahadi menambahkan, di tahun 1964, ada penambahan struktur yang menopang di struktur asli. Tujuan dilakukan ekskavasi Situs Klinterejo tersebut secara total untuk melihat bentuk aslinya. Karena bentuk yang dikenal masyarakat sekarang ini berupa bilik-bilik.
Dalam proses ekskavasi kali ini, pihak BPCB sedikitnya melibatkan kurang lebih 40 orang. Yang terdiri dari 4 arkeolog, tim penggambar ada 6 orang, tim dokumentasi ada 3 orang, tim penggali ada 27 orang.