FaktualNews.co

Ekskavasi Situs Yoni Tribhuwana Tunggadewi

BPCB Jatim Temukan Bangunan Mirip Candi di Trowulan

Sosial Budaya     Dibaca : 1847 kali Penulis:
BPCB Jatim Temukan Bangunan Mirip Candi di Trowulan
FaktualNews.co/Amanu/
Proses ekskavasi di Situs Yoni Petilasan Tribhuwana Tunggadewi Trowulan oleh BPCB Jatim.

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, mendapat temuan baru mirip candi di tahap kedua proses ekskavasi situs Yoni petilasan Tribhuwana Tunggadewi yang berlokasi di tengah persawahan Dusun/Desa Klinterejo, Sooko, Kabupaten Mojokerto.

Proses Ekskavasi melibatkan 40 orang yang terdiri dari 4 arkeolog, tim penggambar 6 orang, tim dokumentasi 3 orang, tim penggali ada 27 orang. Rencananya proses Ekskavasi bakal dilakukan hingga 30 Agustus 2019 mendatang untuk melihat bentuk asli Situs Klinterejo.

Struktur tersebut ditemukan sekitar 3 meter di sebelah barat situs Yoni. Situs Yoni sendiri merupakan tempat pemujaan bagi penganut Agama Hindu pada masa Majapahit. Bangunan dari batu andesit itu dibuat tahun 1294 saka atau 1372 masehi, yaitu pada masa pemerintahan Ratu Tribhuwana Tunggadewi, putri raja Majapahit pertama Raden Wijaya.

Kasub Unit Pemanfaatan, BPCB Jawa Timur, Pahadi mengatakan, Tim BPCB Jatim menemukan adanya struktur bata kuna mirip candi yang terpendam di dalam tanah tepat di sebelah barat Yoni.

“Struktur ini kami temukan saat kami melakukan ekskavasi Desember 2018. Bentuknya seperti candi. Karena saat itu tergenang air karena musim penghujan, maka penggalian kami hentikan,” jelas Pahadi, Selasa (20/08/19).

Dilihat dari sisi barat, struktur tersebut berundak layaknya tangga pada candi dengan lebar 2 meter lebih. Undakan mengarah ke dinding dengan ketebalan sekitar 1 meter yang juga tersusun dari bata merah. Dinding tebal ini nampanya mengelilingi situs Yoni. Bagian yang terlihat mencapai kedalaman sekitar 2 meter dari permukaan tanah.

“Struktur ini menunjukkan ada bangunan asli yang masih terpendam di kedalaman 1,5-1,8 meter dari permukaan tanah,” terang Pahadi.

Penggalian arkeologis selama 2 pekan ke depan, lanjut Pahadi, akan difokuskan pada sisi selatan dan barat bangunan yoni. Pihaknya juga akan bekerjasama dengan arkeolog dari Universitas Negeri Malang untuk mengidentifikasi bentuk dan fungsi situs purbakala yang terpendam di petilasan Tribhuwana Tunggadewi.

“Tujuan kami ekskavasi untuk melihat bentuk aslinya,” ungkapnya.

Bangunan candi pada zaman Majapahit, tambah Pahadi, kebanyakan terdiri dari bagian kaki, tubuh dan atap. Meski bentuknya mirip candi, masih terdapat kemungkinan struktur dari bata kuna di petilasan Tribhuwana Tunggadewi itu hanya batur, yaitu bagian kaki dari sebuah bangunan lain di atasnya.

Situs cagar budaya di Desa Klinterejo dipugar sejak tahun 1964-1965 silam. Selama puluhan tahun, situs ini hanya nampak berupa Yoni yang dipercaya menjadi petilasan Ratu Majapahit Tribhuwana Tunggadewi.

Menurut Pahadi, seluruh bangunan baru yang selama ini nampak, ternyata berdiri tepat di atas situs. Sehingga seluruh bangunan baru tersebut dilakukan pembongkaran. Bahkan, penggalian juga akan dilakukan di kedalaman tak tentu. Bergantung dengan batas bawah situs itu sendiri. Sebab, bukan tidak mungkin batas bawah situs berada di kendalam lebih dari 2 meter.

Pahadi menyatakan, belum bisa disimpulkan secara pasti bentuk struktur bata kuna yang baru ditemukan itu. Menurutnya, saat ini proses ekskavasi masih dalam tahap penggalian. Sehingga masih terlalu dini untuk menyimpulkan bentuk situs peninggalan kerajaan Majapahit yang dibangun tahun 1294 tahun Saka tersebut.

Ekskavasi dilakukan tahun ini karena warga Desa Klinterejo meminta pembangunan cungkup untuk menaungi situs tersebut. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun menginstruksikan BPCB Jatim mengkaji lebih dulu, agar pembangunan cungkup tidak merusak situs purbakala yang diperkirakan masih terpendam di bawah Yoni.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh