Polisi: Hasil Autopsi, Santri Korban Penganiyaan di Mojokerto, Tengkorak Belakang Pecah
MOJOKERTO, FaktualNews.co – Setelah dilakukan autopsi di RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong, Sidoarjo, Selasa (20/8/2019). Ari Rivaldo (16), seorang santri yang menjadi korban penganiayaan pengurus Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum dipastikan tewas akibat tengkoraknya bagian belakang pecah.
Rabu (21/08/09) dini hari jenazah korban warga Kelurahan Sepanjang, Kecamatan Taman, Sidoarjo telah dimakamkan di komplek pemakaman keluarga Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum di Desa Awang Awang, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto.
Kapolres Mojokerto, AKBP Setyo Koes Hariyatno mengatakan, dari hasil autopsi, penyebab kematian korban dikarenakan luka parah pada bagian kepala belakang.
“Dari hasil autopsi, penyebab meninggalnya korban karena ada luka di kepala. Tengkorak belakangnya pecah,” ungkapnya Rabu (21/8/2019).
Meski demikian, Kapolres enggan menyebutkan secara detail penyebab pecahnya tengkorak belakang korban. Selain hasil autopsi, pihaknya juga telah meminta keterangan empat saksi.
“Masih kami cari sebabnya kenapa. Saat ini petugas masih melakukan pra rekonstruksi untuk mendapatkan kebenarannya,” terangnya.
Sebelum Ari dinyatakan tewas diduga karena dianiaya. Korban Ari sempat mendapatkan perawatan di RS Sakinah di jalan raya RA Basuni, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto pada Selasa (20/08/19).
Sementara itu, Kapolsek Mojosari Kompol Anwar Sudjito menyatakan, karena pukulan dan tendangan pelaku, kepala Ari membentur dinding kamar asrama. Akibatnya, korban luka parah di kepala belakang sebelah kanan.
Korban tewas saat menjalani perawatan di RSI Sakinah, Jalan RA Basuni, Kecamatan Sooko, Selasa (20/8/2019) sekitar pukul 12.00 WIB.
Pengurus pesantren menampik korban tewas akibat dianiaya seniornya. Menurutnya, luka parah pada kepala belakang Ari akibat terjatuh dari tangga lantai dua asrama santri. Dikatakan, korban diperkirakan kelelahan setelah mengikuti lomba gerak jalan Agustusan.