LAMONGAN, FaktualNews.co – Bunga telang kaya akan manfaat. Bunganya yang berwarna biru tua banyak dimanfaatkan sebagai obat herbal, selain diolah dalam berbagai bentuk makanan dan minuman.
Bunga dengan bahasa ilmiah clitoria ternatea ini yang ini sebagai salah satu jenis tanaman obat, yang mampu membasmi racun, melancarkan haid, menyembuhkan mata merah dan mengobati radang telinga.
Oleh ibu-ibu di Desa Canditunggal, Kecamatan Kalitengah, Lamongan, dibuat menjadi sebuah minuman Bunga Telang siap saji.
Sudah sekitar 1 tahun ini membudidayakan Bunga Telang di desa mereka. Tanaman bunga yang dikenal dengan sebutan butterfly pea ini kini banyak menghiasi rumah warga Desa Canditunggal.
“Berawal dari pembinaan dari pemerintah tentang manfaat masing-masing tanaman obat, warga kemudian beramai-ramai menanam tanaman obat, salah satunya bunga Telang ini,” kata Nur Afifah, ibu asal Desa Canditunggal yang membuat minuman Bunga Telang. Kamis (22/08/2019)
Afifah menuturkan, dari pembinaan pemerintah, dia kemudian lebih mengenalkan manfaat Bunga Telang, dengan mengolahnya menjadi minuman berkhasiat.
“Saya berpikir jika bunga itu tidak diolah menjadi sesuatu, masyarakat hanya mengetahui manfaat tanpa menggunakannya untuk pengobatan. Akhirnya, kami meracik layaknya jamu tradisional pada umumnya,” certa Afifah tentang awal mulanya ia menciptakan inovasi untuk membuat bunga telang dalam kemasan minuman itu.
Afifah mengaku tidak mengetahui pasti kandungan yang ada dalam Bunga Telang. Namun, minuman yang dibuatnya sudah diuji oleh Dinas Kesehatan Lamongan. Dan layak untuk dikonsumsi tanpa merubah khasiat dari bunga telang.
“Saya sengaja tidak menambah gula atau varian rasa lain dari minumannya. Karena ingin menyuguhkan sensasi minuman obat dengan varian murni,” aku Afifah yang sedang mempersiapkan pesanan.
Afifah menjelaskan, yang membedakannya dengan jamu tradisional adalah Minuman Bunga Telang kreasinya itu dimasak dengan air mendidih, bukan diracik atau ditumbuk. Mulanya, kata Afifah, cara pembuatan minuman ini, Bunga telang dicuci bersih dan memisahkan antara bunga dengan tangkainya.
“Tidak perlu dipisahkan dari putik dan benang sari. Hanya pisahkan bunga ungu tersebut dari tangkainya dan siapkan 1 liter air,” terangnya.
Afifah melanjutkan, air yang sudah disiapkan tadi dimasak. Setelah mendidih, lanjut Afifah, bunga telang yang sudah dicuci dimasukkan, dan ditunggu sekitar 10 menit hingga warna air berubah menjadi biru.
“Kemudian kita campurkan jahe dan jeruk nipis. Bunga telang ini tidak ada rasanya, sehingga dicampur jahe untuk menambah sedikit pedas dan aroma. Serta tambahkan jeruk nipis untuk mempercantik warna, karena berubah keunguan,” ujar Afifah sambil menambahkan kalau campuran dilakukan sesuai selera, karena tidak akan mengurangi manfaat dari bunga telang tersebut.
Untuk modal yang dibutuhkan, untuk membuat minuman bunga telang hanya Rp 30 ribu. Modal tersebut bisa memproduksi sekitar 20 botol, lalu ia jual dengan harga Rp 4 ribu per botolnya. Sehingga, untuk satu kali produksi bisa mengantongi keuntungan sekitar Rp 50 ribu.
“Tapi saat ini masih terkendala pasar, hanya melayani pesanan dari desa untuk posyandu dan lansia,” jelas Afifah.
Minuman bunga telang ini hanya bertahan selama 1×24 jam. Kecuali disimpan di lemari pendingin, akan bisa bertahan sekitar 3 hari. Selain telah berinovasi dengan membuat minuman bunga telang, Afifah juga mengaku kalau posyandu di desanya juga membuat inovasi lainnya dari Bunga Telang.