FaktualNews.co

Ratusan Petani Tembakau Pamekasan, Demo Gudang Bentoel

Peristiwa     Dibaca : 1248 kali Penulis:
Ratusan Petani Tembakau Pamekasan, Demo Gudang Bentoel
FaktualNews.co/Mu;lyadi/
Petani tembakau demo kantor PT Bantoel pamekasan.

PAMEKASAN. FaktualNews.co – Ratusan petani tembakau dari wilayah Kabupaten Sampang dan Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mendatangi kantor perwakilan PT Bentoel di Jalan Jokotole Pamekasan. Kamis, (22/08/201).

Kedatangan mereka meminta pertanggungjawaban atas kontrak Surat Tanda Pembelian (STP) oleh pihak Bentoel yang diduga ada permainan.

Kordinator aksi Nawawi mengatakan, bahwa kedatangannya bersama ratusan petani tembakau minta kejelasan dan pertanggungjawaban kepada pihak Bentoel perihal STP. Mereka mendesak agar perusahaan yang menaungi tembakau itu secara transparan terhadap petani.

“Kami tidak akan rusuh, kami hanya ingin meminta kejelasan dan pertanggungjawabab,” teriak Nawawi.

Selain itu, Nawawi meminta agar Bantoel segera melakukan pembelian terhadap tembakau petani. Sebab, sejauh ini petani sudah mulai panen. Bahkan di sebagian daerah panen tembakau sudah hampir satu bulan.

“Kalau tembakau kami sampai tidak dibeli, maka kami yang akan ke Malang mengadakan aksi besar-besaran,” tegasnya.

Berdasarkan pantauan di lapangan. Setelah melakukan orasi, perwakilan masyarakat diminta masuk ke dalam ruangan untuk melakukan mediasi dengan PT Bantoel. Namun dalam mediasi tersebut, Bantoel tidak melakukan secara transparansi.

Bahkan, sejumlah wartawan yang melakukan peliputan dilarang untuk mengikuti mediasi itu

Pelarangan meliput tersebut diperkuat dengan petugas satpam setempat dilarang masuk atau tidak diperbolehkan. Bahkan pagar pintu masuk utama tertutup rapat dan di jaga ketat oleh tiga Satpam berbadan tinggi besar, mengawasi wartawan yang akan melakukan tugas peliputan.

“Jangan masuk mas tidak boleh, kami melaksanakan tugas. Tolong mundur mas,” kata salah satu Satpam dengan ciri-ciri berbadan tinggi besar,” tandasnya.

 

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin