FaktualNews.co

1.056 Wisudawan Unisla Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0

Pendidikan     Dibaca : 1045 kali Penulis:
1.056 Wisudawan Unisla Siap Hadapi Revolusi Industri 4.0
FaktualNews.co/Ahmad Faisol
Unisla menerima penyerahan SK Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Unisla oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII

LAMONGAN, FaktualNews.co – Ribuan Sarjana Strata 1 (S1) dan Diploma, Universitas Islam Lamongan (Unisla) yang diwisuda pada tahun 2019 ini, diminta untuk siap menghadapi tantangan di era revolusi industri 4.0.

“Harus bersiap menjawab tantangan di era revolusi industri 4.0, karena setelah lulus akan bersaing dan persaingan sekarang sudah tidak ada batasnya,” kata Rektor Unisla, Bambang Eko Muljono, Sabtu, (24/08/2019).

Bambang menegaskan, Unisla secara konsisten menyumbangkan sumber daya manusia untuk menghadapi revolusi industri 4.0 ini.

“Mulai hari ini, tanggung jawab sosial melekat di hati saudara sesuai dengan keilmuannya. Bangsa dan negara menunggu ide kreatif dan inovatif. Jadilah lulusan Unisla yang kerja Cerdas, kerja mawas, dan kerja ikhlas,” katanya.

Menurut Bambang, dengan diwisudanya 1.056 wisudawan tahun ini, kampus yang kini menduduki rangking 409 dari 4669 perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia, dikatakannya, telah meluluskan total 16.568 sejak 16 tahun lalu.

“Wisuda ke 16 kalinya, Unisla memberi bukti nyata, dengan menggelar wisuda dan 16.568 dan sudah diserahkan lulusannya kepada nusa dan bangsa,” katanya.

Peningkatan ranking yang cukup pesat dari sebelumnya berada di posisi 764 dua tahun lalu, menjadi bukti Unisla terus berbenah.

“Salah satunya adalah inovasi, contohnya adalah hak cipta. Alhamdulillah dosen-dosen Unisla banyak menelurkan hak cipta,” ujarnya.

Untuk terus meningkatkan mutu dan kualitasnya, di momen wisuda tahun ini, Unisla menerima penyerahan SK Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Unisla oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII.

Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII, Prof Dr Ir Soeprapto, DEA, menyampaikan pesannya ke para wisudawan untuk mengasah soft skill, setelah mendapat kemampuan hard skill selama menempuh pendidikan di bangku kuliah. “Harus soft skill yang menantang dunia,” ucapnya.

Prof Soeprapto berpesan untuk merangkum soft skill bagi mahasiswa dalam 4C. Pertama, wisudawan Unisla harus memiliki Critical Thinking. “Anda harus punya critical thinking, jangan hanya enak-enakan saja, punya hard ckill terus tenang-tenang saja,” tuturnya.

Selanjutnya, sambung Prof Soeprapto, harus Creative pasca diwisuda dan saat ada di dunia kerja. “Punya hard skill asah dengan kreativitas berbasis islami,” katanya.

Berikutnya, ia berpesan para wisudawan harus Communication. “Anda harus berkomunikasi dengan baik, dengan bahasa tulis dan oral, tapi tidak hanya bahasa indonesia saja, tapi bahasa Inggris dan bahasa-bahasa internasional lainnya,” ucapnya.

Terakhir, lanjutnya, para alumni harus menerapkan Collaboration. “Anda harus berkolaborasi dengan pihak-pihak lainnya dengan teman-teman anda, baik di dalam negeri dan luar negeri, itu harus dilakukan untuk bisa bersaing di dalam dan di luar negeri,” ujarnya.

Ia pun menyampaikan pesan dari Menristek dan Dikti, Muhammad Nasir. “Menristek Dikti titip salam, mahasiswa Unisla Insya Alloh mujur, InsyaAlloh berhasil di dunia dan akhirat, berhasil dalam pekerjaan dan yang belum dapat jodoh segera dapat jodoh,” katanya.

Sementara itu, Prof Dr HA Hanief Saha Ghofur, Ketua Bidang Pendidikan PBNU menyampaikan, sesuai dengan harapan Presiden yakni Indonesia Maju, SDM unggul adalah SDM yang bermutu. Peran perguruan tinggi sangat penting dan harus melakukan penguatan infrastruktur mutu pendidikan, serta harus betul-betul diimplementasikan di segala lini. Bukan hanya penjaminan mutu dan akreditasi, tetapi sampai hal yang paling bawah.

“Harus ada manajemen mutu yang terimplementasi dengan baik, mulai sekarang dan kedepan, dari lini yang paling bawah, terutama untuk menemukan manusia unggul. Sebenarnya kedunguhan yang paling tinggi itu adalah kalau mutu itu hanya dibayangkan berdasarkan teori dan pikiran saja, tidak ada prakteknya,” kata Dosen Pasca Sarjana Universitas Indonesia ini.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Arief Anas