FaktualNews.co

Masih Lajang, Ini Anggota Dewan Perempuan Termuda Kota Probolinggo

Parlemen     Dibaca : 2181 kali Penulis:
Masih Lajang, Ini Anggota Dewan Perempuan Termuda Kota Probolinggo
FaktualNews.co/Mojo
Masda Amelia Putri (kiri) saat akan dilantik menjadi anggota DPRD Kota Probolinggo.

PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Anggota DPRD Kota Probolinggo periode 2019-2024 sudah dilantik, Sabtu (24/8/2019) kemarin. Diantara 30 anggotanya, Masda Amelia Putri adalah anggota termuda, yakni berusia 26 tahun, dan masih membujang.

Perempuan yang tinggal di Kelurahan Pakistaji, Kecamatan Wonoasih ini, salah satu dari 4 Srikandi yang akan bermitra dengan eksekutif membangun Kota Probolinggo lebih baik dan maju. Mereka adalah Farina Churun Inin dari Partai Golkar, Sri Wahyuningsih dari Partai Demokrat dan Sri Warsini Partai dari NasDem.

Kendati posisinya selevel Walikota, Masda begitu biasa dipanggil, sikapnya tetap seperti sebelum menjadi pejabat. Kesederhanaan dipertahankan, menghormati yang lebih tua dan menghargai yang lebih muda, dijunjung tinggi. Jabatan menurutnya, bukan sarana untuk bersikap sombong, tetapi memberi manfaat pada sesama.

Meski belum sempai 5 tahun menceburkan diri di dunia politik, namun pencapaian Masda di dunia perpolitikan praktis, tak bisa diragukan. Anak ke 4 dari 5 bersaudara ini 5 tahun mendalami Ilmu Sosial dan Politik. Empat tahun di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan 2 tahun di Universitas Gajah Mada (UGM).

Masda berterus terang belum menyelesaikan pendidikan S2-nya. Namun, ia sudah menyelesaikan seluruh bidang keilmuan yang diajarkan di bangku kuliah pasca sarjana tersebut. Saat ini perempuan yang masih melajang itu, tengah menyelesaikan disertasi untuk meraih gelar master.

“Proses penyusunan disertasi. Doakan ya, agar cepat selesai,” tandasnya, Minggu (25/8) siang.

Keinginan berkecimpung atau terjun ke dunia politik, tumbuh sejak Masda masih belajar di SMP. Cita-cita menjadi politisi menguat saat belajar di SMA. Karenanya, setelah lulus SMAK Mater Dei, ia kuliah di FISIP Unair dan dilanjutkan ke Pasca Sarjana UGM.

“Sama-sama jurusan Fisip. Saat masih kuliah, ada kesempatan terjun ke politik praktis. Kita terapkan teori politik yang kami peroleh di bangku kuliah,” tambahnya.

Dia juga menyebut, dibutuhkan bekal yang cukup untuk menapaki aktifitas kehidupan, termasuk dunia politik. Bekal tersebut, lanjut Masda, adalah teori yang didapat di pendidikan formal. Teori menurutnya, sebagai dasar pijakan dalam melangkah ke kehidupan dunia sebenarnya.

“Teori itu penting. Sebagai bekal dalam berkiprah di kegiatan manapun dan apapun,” jelasnya.

Saat ditanya, mengapa terjun ke dunia politik. Perempuan yang mendulang suara lebih dari 2.800 pada Pileg 2019 kemarin melalui Partai Golkar, adalah sebuah panggilan jiwa. Teori yang dimiliki mengajak dirinya untuk membangun struktur politik, yang berpihak kepada masyarakat.

“Bukan politik kepentingan pribadi dan kelompok. Kami ingin bermanfaat bagi orang lain. Membangun kota ini bersama-sama,” terangnya.

Penyuka warna hitam tersebut berkomitmen, bersama anggota DPRD yang lain, akan memperjuangkan dan mengawal aspirasi masyarakat dan program yang dijalankan Pemkot. Di dewan, ia tidak berdiri sebagai oposisi, tetapi akan terus mengkritik kebijakan Pemkot yang tidak pro rakyat.

“Program Pemkot yang pro rakyat, ya kita dukung. Terutama program ekonomi pemberdayaan,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Arief Anas