Buntut Insiden Asrama Papua di Surabaya, Polisi Tetapkan Mak Susi Sebagai Tersangka
SURABAYA, FaktualNews.co – Tri Susanti (TS) alias Mak Susi, akhirnya ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Subdit Siber Ditreskrimsus Polda Jatim. Penetapan tersangka ini sebagai buntut insiden yang terjadi di asrama mahasiswa Papua Jalan Kalasan, Tambaksari, Kota Surabaya, pada Jum’at (16/8/2019) lalu.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan menyampaikan, Mak Susi ditetapkan sebagai tersangka pada Rabu (28/8/2019) sore kemarin. Setelah penyidik melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap 29 orang saksi. Tujuh orang diantaranya merupakan saksi ahli.
“Kemarin sore kami sudah menetapkan satu tersangka berinisial TS,” ujar Luki di Balai Wartawan Mapolda Jatim, Kamis (29/8/2019).
Meski sudah ditetapkan sebagai tersangka, hingga kini Mak Susi belum ditahan. Dan, akan menjalani pemeriksaan lanjutan, Jum’at (30/8/2019) esok.
Selain menetapkan politisi Partai Gerindra tersebut, sebagai tersangka. Polisi juga memutuskan mencekal enam orang saksi lain.
“Dan ada enam orang sudah kami juga untuk imigrasi pencekalan ada enam orang kami cekal di Imigrasi untuk mempermudah proses kepentingan penyidikan,” lanjutan.
Sayang, Kapolda enggan membeberkan identitas enam orang saksi yang dicekal keluar negeri tersebut. Alasannya, agar tidak mengganggu proses penyelidikan yang tengah berjalan.
Pada kesempatan yang sama, Kasubdit Siber AKBP Cecep menjelaskan, enam orang yang dicekal keluar negeri memiliki keterlibatan erat hingga terjadinya insiden asrama mahasiswa Papua di Surabaya beberapa waktu lalu.
“Peranannya ya mengikuti dalam perencanaan kegiatan pemasangan bendera di tanggal 16 Agustus 2019,” tandasnya.
Untuk diketahui, insiden terjadi di asrama mahasiswa Papua di Surabaya pada malam menjelang peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Insiden dipicu adanya kabar pelecehan bendera merah putih yang dipasang di depan asrama.
Bendera yang dipasang ditempat itu, disebut telah dirusak orang tak dikenal. Tiang bendera patah dan bendera juga dirobek.
Atas kabar ini, sejumlah Ormas merangsek menuju ke asrama. Hendak mengibarkan kembali bendera merah putih. Ditengah upaya ini, terjadi kericuhan yang diwarnai ucapan rasisme. Hingga warga Manokwari di tanah Papua bergejolak.