PAMEKASAN, FaktualNews.co-Aktivis di Kabupaten Pamekasan menilai Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) Pamekasan gagal dalam melakukan pembangunan destinasi wisata air di Waduk Samiran 1 di Desa Kodik, Kecamatan Proppo, Pamekasan.
“Sudah menghabiskan anggaran yang besar, tetapi belum mampu memberikan dampak yang manfaat besar terhadap masyarakat,” jelas Lutfi aktivis PMII Pamekasan, Kamis, (29/08/2019).
Dikatakannya, gagalnya pembangunan destinasi wisata air yang di Waduk yang dibangun di atas lahan seluas 1,2 hektare dengan kedalaman air 10 meter itu, belum bisa mendongkrak minat masyarakat untuk berkunjung.
Padahal, dengan kucuran dana yang cukup besar Disparbud Pamekasan seharusnya bisa membangun wahana yang menarik.
“Dananya yang dihabiskan besar. Tetapi tidak ada masyarakat yang berkunjung. Disparbud perlu melakukan evaluasi,” katanya.
Selain itu, keberadaan wisata yang kumuh juga salah sebagian gagalnya dalam mengelola wisata air. Bahkan, tujuh gardu yang dibangun keberadaannya tak terawat dan terkesan kumuh. Apalagi tidak ada penyediaan tempat pembuangan Sampah secara khusus.
“Bagaimana masyarakat berminat berkunjung jika tempatnya saja kumuh, belum lagi tidak ada sampahnya,” katanya.
Pada 2018, Disparbud Pamekasan melakukan pembangunan wisata air dengan anggaran Rp 150 Juta, bersumber dari APBD 2018.
Dana proyek destinasi wisata air itu dialokasikan untuk membangun gardu dan jalan setapak.
Namun meski menghabiskan anggaran yang cukup besar, belum mampu mendongkrak minat masyarakat.
Kepala Disparbud Pamekasan, Ahmad Syaifuddin mengatakan, waduk Samiran merupakan satu-satunya wisata air yang dibangun Pemkab Pamekasan.
Meski tidak berhasil memikat hati masyarakat, pada 2019 ini justru berencana mengembangkan wisata air di tempat yang sama dengan menggunakan anggaran dari APBD.
“Sudah jangan bicarakan yang sudah selesai, kami ini akan membangun tempat wisata air pada tahun 2019,” kelitnya.