Kesehatan

RSUD Trenggalek Tahun Ini Terima 64 Pasien Positif HIV Baru

TRENGGALEK, FaktualNews.co-Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soedomo Trenggalek, telah menangani sedikitnya 305 pasien positif terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Dari jumlah tersebut tercatat sejak RSUD membuka VCT atau Voluntary Counselling and Testing di RSUD dr Soedomo Kabupaten Trenggalek pada 2014.

Dari 305 pasien hingga pada September 2019, RSUD masih menangani 88 pasien yang masih kontrol secara rutin. Sedangkan sisanya telah meninggal dunia.

Humas RSUD dr Soedomo Trenggalek, Sudjiono, menuturkan, mulai awal 2019 hingga saat ini RSUD dr Soedomo Trenggalek menerima dan menangani 64 pasien penderita HIV baru.

Sedangkan mulai dari 2014, sudah tercatat sebanyak 305 pasien yang ditangani RSUD. Sementara untuk yang masih aktif kontrol di RSUD, ada sebanyak 88 pasien. Sedangkan selebihnya sudah meninggal dunia.

“Mayoritas ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) berusia produktif. Yakni rentang umur 25 hingga 50 tahun. ODHA di Trenggalek rata-rata berprofesi wiraswasta dan pernah bekerja di luar Pulau Jawa,” ungkapnya, Senin (2/9/2019).

Disampaikan Sudjiono, pihak rumah sakit juga sudah berupaya maksimal dalam menangani pasien ODHA.

Mulai dari pemberian fasttrack pada pasien hingga upaya pendekatan secara psikologis rutin juga telah dilakukan.

“Dari upaya yang dilakukan ini, diharapkan pasien penderita HIV tetap menjaga kondisi tubuh dan rajin kontrol ke rumah sakit,” terangnya.

Sudjiono menjelaskan kepada seluruh masyarakat, pasien dengan ODHA merupakan manusia yang harus tidak dikucilkan dan harus diterima dengan baik di kalangan masyarakat.

“Sebab virus HIV hanya bisa menular lewat kontak cairan tubuh seperti darah, ASI, seks bebas dan menggunakan jarum suntik secara bergantian,” ucapnya.

Sudjiono berharap masyarakat agar lebih waspada dan hati-hati, hindari seks bebas dan rajin melakukan tes darah.

Selain untuk deteksi dini suatu penyakit, tes darah atau donor darah juga bisa menjaga kesehatan tubuh.

Menurutnya, proses penyerangan virus tersebut, yakni di dalam tubuh terdapat sel darah putih.

Sedangkan sel darah putih tersebut bertugas mempertahankan tubuh dari serangan kuman atau penyakit.

“Jika HIV memasuki tubuh, maka sel darah putih akan dihancurkan. Pada akhirnya sistem kekebalan tubuh akan hancur. Sehingga memudahkan kuman atau penyakit memasuki tubuh kita,” jelasnya.

Ditambahkan Sudjiono, sebagai sarana konsultasi, RSUD juga telah membentuk paguyuban pasien penderita HIV dan di situ diikuti keluarga serta pasien.

Tujuannya, sebagai upaya membuka akses komunikasi atau ajang curhat.

Karena biasanya para pasien atau keluarga akan merasa tidak enak apabila ingin curhat tentang hal yang menyangkut penderita penyakit HIV.

“Paguyuban tersebut langsung dibimbing pihak RSUD, dokter serta perawat yang khusus menangani pasien penderita HIV tersebut,” pungkasnya.