FaktualNews.co

Ortu Siswa Nakal di Jember Berharap Pihak Sekolah Tak Keluarkan Anaknya

Pendidikan     Dibaca : 749 kali Penulis:
Ortu Siswa Nakal di Jember Berharap Pihak Sekolah Tak Keluarkan Anaknya
FaktualNews.co/hatta
Suasana Kelas 6 SDN 2 Suci, Jember, tempat OL sekolah.

JEMBER, FaktualNews.co – Budi Hariyono, ayahanda OL (13), siswa nakal kelas 6 SD yang terancan dikeluarkan sekolahnya, berharap anaknya tidak dikeluarkan dari SDN Suci 2 Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Budi Hariyono sangat berharap, anaknya masih diizinkan tetap bersekolah hingga menyelesaikan studinya yang tinggal satu semester lagi.

“Karena sekarang sudah kelas 6 SD. Jadi tinggal sedikit lagi lulus. Kalau dikeluarkan dari sekolah, bagaimana nasibnya. Saya juga pernah tanya ke anaknya, apakah mau pindah sekolah. Dijawab tidak mau,” kata Budi Hariyono, Selasa siang (3/9/2019).

Budi mengaku tidak tahu harus bagaimana jika anaknya betul-betul dikeluarkan dari sekolah.

“Saya mau mengadu ke mana terkait persoalan ini. Pengendalian emosi anak saya yang susah. Karena katanya sering mengamuk di sekolah. Tapi anaknya masih mau sekolah,” ungkapnya.

Terkait pergaulan anaknya, menurut Budi, tidak menjadi masalah. Lingkungan bengkel, sambung Budi Hariyono, sudah dianggap sebagai orang tua.

“Jadi tidak ada masalah. Pergaulannya memang lebih banyak di bengkel. Ibunya selalu di rumah. Tetapi anak ini kurang terbuka dengan orang tuanya. Setiap masalah diselesaikan sendiri olehnya,” jelasnya.

Budi Hariyono sendiri mengaku tidak pernah melarang permintaan apapun dari OL. “Karena kalau dilarang malah marah. Tidak bisa dilarang. Makan juga banyak. Foto keluarga gak mau, aneh katanya,” ungkapnya.

Menurut Budi, sejak kecil sebenarnya OL dekat dengan dirinya. Hanya saja, setelah dia pukul sekitar kelas 5 SD, OL menuntut bapaknya minta maaf.

Diberitakan, seorang bocah laki-laki inisisal OL (13) siswa SDN Suci 2 Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, terancam drop out (DO) atau dikeluarkan dari sekolah tempatnya belajar, karena kenakalan yang dilakukannya dinilai di luar batas kewajaran.

Menurut penuturan kepala sekolah, guru, dan teman-temannya, bocah ini sering melawan gurunya, sering berulah saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah