FaktualNews.co

Kekeringan Melanda 22 Desa di Kabupaten Trenggalek

Peristiwa     Dibaca : 1954 kali Penulis:
Kekeringan Melanda 22 Desa di Kabupaten Trenggalek
FaktualNews.co/suparni
BPBD Trenggalek saat mendistribusikan air bersih

TRENGGALEK,FaktualNews.co-Bencana kekeringan yang melanda Kabupaten Trenggalek Jawa Timur kian meluas. Hal itu disebabkan kemarau panjang, sehingga mengakibatkan mata air kering.

Sesuai data Dinas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek, hingga awal September 2019, tercatat 22 desa di 7 kecamatan dilanda kekeringan.

Kepala pelaksana BPBD Trenggalek, Djoko Rusianto mengatakan, awal bulan ini dan sudah dilaporkan ke BPBD, 22 desa di 7 kecamatan dilanda kekeringan.

“Untuk mengantisipasi warga terdampak kekeringan, pendistribusian air bersih terus dilakukan. Masing-masing desa terdampak mendapat suplai 2 sampai 3 truk tangki setiap dua hari sekali,” ungkapnya, Rabu (4/9/2019).

Disampaikan Djoko, 22 desa di 7 kecamatan yang dilanda kekeringan itu, Kecamatan Panggul ada 6 desa, yakni Desa Nglebeng, Karangtengah, Ngrencak, Besuki, Trebis dan Banjar.

Kecamatan Suruh ada 4 desa, yakni Desa Mlinjon, Suruh, Wonokerto dan Puru. Kecamatan Tugu 3 desa, Desa Gading, Dermosari serta Duren.

Kecamatan Karangan 3 desa, Desa Jatiprahu, Ngetrong dan Sumber. Kecamatan Watulimo ada 2 desa, Desa Ngembel dan Watuagung.

Kecamatan Kampak 3 desa, yakni Desa Bogoran, Timahan dan Bendoagung. Kecamatan Dongko sementara masih satu desa di Desa Petung.

“Selama ini BPBD Trenggalek dalam mensuplai air bersih dari PDAM kepada wilayah yang terdampak kekeringan menggunakan 4 truk tengki. Dan sampai saat ini pendistribusiannya tetap lancar,” terangnya.

Djoko juga menjelaskan, di Kabupaten Trenggalek memiliki 6 titik yang dikelola PDAM dan siap untuk diambil airnya.

“Enam titik yang dikelola PDAM sendiri berada di Kecamatan Tenggalek dua titik di Kelurahan Ngantru, Desa Ngares, Kecamatan Durenan, Kampak dan Munjungan,” imbuhnya.

Ditambahkan Djoko, bencana kekeringan tahun ini, menurutnya tidak separah tahun kemarin. Sesuai data BPBD, sampai saat ini tercatat ada 22 desa, jika dibanding tahun lalu lebih dari 50 desa.

“Kita juga harus mengapresiasi masyarakat, sebab kesadarannya cukup tinggi. Mereka tidak mengandalkan pendistribusian air bersih saja, melainkan mencari sumber air sendiri yang kemudian disalurkan menggunakan pipa atau selang,” pungkasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah