PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Penetapan hari jadi Kota Probolinggo, 4 September tidak terlepas dari sejarah Kerajaan Majapahit. Kala itu, tanggal 4 September 1359, Prabu Hayam Wuruk memerintahkan pembukaan hutan Banger. Tanggal itulah, kemudian yang ditetapkan sebagai hari jadi Kota Probolinggo.
Asal-usul tersebut diungkap Walikota Hadi Zainal Abidin, saat Rapat Paripurna Istimewa hari jadi Kota Probolinggo ke-660, di ruang sidang utama, gedung DPRD setempat, Rabu (4/9/2019) siang. Hadi yang didampingi Wawali Mochammad Soufis Subri menyebut, pada peringatan hari jadi saat ini tema yang diusung, “Membangun Kota Probolinggo cerdas, menuju Indonesia unggul”.
Menurutnya, membangun kota tidak cukup hanya membangun infrastruktur seperti jalan, pasar, perkantoran. Yang lebih penting, kata Hadi, membangun masyarakat lebih cerdas, sehingga menjadi manusia unggul. Salah satu upaya yang dilakukan, Pemkot telah menggratiskan pendidikan SD dan SMP negeri ataupun swasta, sekaligus seragam sekolahnya.
Tidak hanya itu, bagi anak yang berprestasi dari keluarga yang kurang beruntung akan diberi beasiswa belajar di perguruan tinggi.
“Pelajar yang pandai tapi secara ekonomi kurang mampu, tidak perlu khawatir. Kami siap akan membiayai kuliahnya,” ujar Walikota Hadi, saat membacakan sambutan paripurna.
Untuk mengantisipasi pengaruh negatif terhadap pelajar, pihaknya telah melakukan pengendalian lingkungan. Disebutkan, Pemkot kerap melakukan razia pelajar bolos; merazia penjual minuman keras, hingga secara tegas menutup tempat hiburan malam karaoke. Kebijakan tersebu mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik itu organisasi masyarakat, keagamaan serta kalangan masyarakat lainnya.
Pemkot juga akan mewujudkan rumah sakit baru, yang tahapan pembangunan fisiknya akan dimulai tahun 2020. Masih di bidang kesehatan, ke depan Pemkot akan mendirikan rumah sakit pendidikan.
“Kami telah menandatangani perjanjian kesepakatan bersama dengan Poltekes Surabaya. Disini nanti akan ada jenjang pendidikan D1 atau D3 keperawatan, kebidanan, analisis kesehatan dan farmasi. Sudah MoU, tinggal lokasinya, bisa di rumah sakit baru atau yang lama,” tandasnya.
Selain itu, 1 september kemarin Pemkot telah menerapkan program universal health coverage (UHC). 97,24 persen warga kota sudah terjamin layanan kesehatannya jika berobat ke puskesmas atau rumah sakit. 3 persen sisanya menunggu entry NIK (Nomor Induk Kependudukan) sebagai salah satu syarat agar masyarakat tercover dalam program tersebut.
Di bidang infrastruktur, tahun ini revitalisasi alun-alun bagian dalam segera dimulai, sedang bagian luar tahun depan. Nantinya alun-alun lebih ramah anak dan nyaman untuk beraktifitas dan refreshing. Kawasan Mayangan akan disulap dengan Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) biaya APBN.
“Pelaksanaannya sedang berproses. Tidak ada keinginan kami untuk mengusir masyarakat. Kami ingin menciptakan kawasan wisata sekaligus pusat perekonomian baru,” tambahnya.
Pantai Permata Pilang, sudah dimanfaatkan lapangan bola voli untuk turnamen dan sedang diupayakan pengembangannya. Pembangunan pasar baru yang terkesan jalan ditempat, kini segera dimulai.
“Kami juga berencana membangun pasar Agro yang diintegrasikan dengan pasar ikan dan pasar
hewan di Kecamatan Wonoasih. Untuk menangkap produk dari Lumajang, Jember, Bondowoso dan Situbondo. Karena kita memiliki pelabuhan ekspor impor,” imbuhnya.
Walikota juga akan menaikkan gaji PTT, sebagai bentuk perhatian terhadap kesejahteraannya. Terkait pengadaan ambulan dikelurahan, Hadi berharap kepada dewan, agar seluruh kelurahan, yakni 29 kelurahan, mendapat ambulan.
“Kami berharap pimpinan dan anggota DPRD membantu mewujudkan sesuai peraturan,” pungkasnya.