FaktualNews.co

Naik Pesawat Ditimbang Berat Badan, Wacana Ini Kembali Digaungkan

Nasional     Dibaca : 1159 kali Penulis:
Naik Pesawat Ditimbang Berat Badan, Wacana Ini Kembali Digaungkan
FaktualNews.co/istimewa
Ilustrasi.

JAKARTA, FaktualNews.co – Wacana naik pesawat bakal ditimbang dulu berat badan penumpang sudah diperbincangkan sejak tahun 2015 lalu. Hal itu kini kembali menjadi perhatian.

Sebagaimana dilansir detikcom dari berbagai sumber, Kamis (5/9/2019) Feul Matrix, suatu perusahaan asal AS kembali mengaungkan wacana naik pesawat ditimbang berat badan. Sebab menurut penelitian, berat badan penumpang mempengaruhi berapa banyak bahan bakar pesawat untuk digunakan.

Kebutuhan bahan bakar untuk pesawat bisa sangat bervariasi tergantung pada berat total yang diangkut. Semakin berat beban, semakin banyak bahan bakar yang dibutuhkan dan semakin tinggi emisi karbon.

Chief Operating Officer Feul Matrix, Nick Brasier menjelaskan, sebanyak satu persen lebih banyak bahan bakar ditambahkan untuk sebagian besar penerbangan daripada yang dibutuhkan. Hal itu pun mempengaruhi pada pengeluaran biaya maskapai.

“Dengan bobot yang tepat, total penghematan bahan bakar bisa mencapai USD 1,35 miliar di seluruh dunia,” klaim Nick.

Namun, tentunya berat badan seseorang merupakan hal sensitif. Oleh sebab itu, Nick mempunyai ide untuk membuat suatu sistem khusus di counter check-in bandara yang nantinya terhubung dengan sistem komputer.

“Mungkin nanti bukan timbangan, tapi semacam ‘bantalan tekanan’. Kemudian penumpang berdiri di atasnya, lalu hasil timbangannya langsung masuk ke sistem komputer dan menjadi rahasia hanya pihak maskapai yang tahu,” papar Nick.

“Teknologi kami yang dipatenkan relevan dengan bandara dan maskapai dalam mengurangi pembakaran bahan bakar, emisi CO2 dan jejak karbon,” tambahnya.

Di tahun 2015, maskapai Uzbekistan Airways lebih dulu mencanangkan wacana naik pesawat ditimbang berat badan. Hanya saja, hal itu dilakukan secara sukarela di pesawat besar dan wajib dilakukan di pesawat yang lebih kecil.

Selanjutnya, beberapa maskapai dari Eropa dan AS juga mencobanya. Yang pasti, wacana tersebut terus didiskusikan sampai sekarang.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin
Sumber
detik.com