FaktualNews.co

Suroan, Warga Desa Pandanwangi, Jombang Gelar Ritual dan Kirab Budaya

Sosial Budaya     Dibaca : 1566 kali Penulis:
Suroan, Warga Desa Pandanwangi, Jombang Gelar Ritual dan Kirab Budaya
FaktualNews.co/muji lestari
Suroan. kirab budaya dan pusaka warga Desa Pandanwangi Kecamatan Diwek, Jombang

JOMBANG, FaktualNews.co-Bulan Suro atau dalam Islam disebut Muharam, bagi orang Jawa merupakan bulan yang dianggap sakral. Ada banyak mitos yang memiliki kaitan erat dengan bulan tersebut.

Sehingga tak sedikit masyarakat Jawa menunjung tinggi nilai kesakralan bulan tersebut.

Mulai dari larangan-larangan melakukan sesuatu (gawe/kegiatan) saat bulan suro atau bahkan memiliki keyakinan melakukan ritual khusus saat bertepatan dengan masuknya bulan Suro ini.

Seperti yang dilakukan masyarakat Desa Pandanwangi Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, yang menggelar kirab budaya dan pusaka untuk memperingati bulan Suro (suroan).

Ritual yang diprakarsai salah satu tokoh atau pinisepuh desa setempat bernama Darmawan Dwi Prasetyo atau Gus Iwan, ini melibatkan hampir seluruh warga di Desanya.

Ritual yang dilakukan setiap tahun saat bulan suro ini dilakukan untuk mengenalkan budaya bangsa akan peninggalan leluhur yang harus dilestarikan.

“Kirab budaya ini untuk uri-uri budaya bangsa peninggalan leluhur, jadi kami ingin mengenalkan kepada anak muda agar kenal dengan budaya dan peninggalan nenek moyangnya, ritual ini sudah tujuh tahun kami lakukan secara rutin,” ujar Gus Iwan.

Kirab pusaka diawali dengan ritual sungkem. Ada lima pusaka milik padepokan yang dipimpin Gus Iwan diperlihatkan kepada masyarakat.

Lima pusaka itu dianggap memiliki nilai kesakralan, di antaranya berupa tombak dan bambu antik. Selanjutnya, pusaka-pusaka tersebut dibawa oleh beberapa anggota padepokan untuk mengelilingi Desa Pandawangi.

Setiap satu pusaka dibawa oleh satu orang dengan menaiki seekor kuda. Ada pula yang dibawa dengan delman.

“Ini pusaka semua peninggalan zaman kuno, di era Majapahit, namanya macam-macam, ada Kiai Sapu Jagat, dan lainnya,” tambahnya.

Wakil Bupati Jombang Sumrambah yang menyempatkan diri hadir dan menyaksikan kirab budaya tersebut mengapresiasi yang dilakukan salah satu warganya ini. Sebab, kirab budaya adalah bagian dari pelestarian budaya di tanah jawa.

“Semua di dunia ini tahu namanya bulan suro, cuma beda bahasanya. Kalau Jawa namanya suro, dalam Islam Muharam. Kalau Iran menyebutnya Asuro. Tapi ini warisan nenek moyang yang harus dijaga dan dilestarikan di tengah-tengah dunia modern saat ini, dan prosesi budaya ini bagian dari pelestarian,” pungkas Rambah.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah
Tags