Atlet Karate Jember Raih Perunggu Kejurnas Berharap Perhatian Pemkab
JEMBER, FaktualNews.co – Dalam Kejuaraan nasional (Kejurnas) Lembaga Karate-do Indonesia (Lemkari) Piala Menpora di Gedung POPKI Cibubur Jakarta Timur, 6-8 September 2019 kemarin, atlet karate dari Kabupaten Jember Darlin Naziel Ikmaliyah (13), berhasil meraih medali perunggu di Kelas Pemula Putri min 47.
Remaja putri yang beralamat di Perum Bumi Mangli, Kelurahan Mangli, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember ini, berhasil menyingkirkan lawan-lawannya yang berjumlah kurang lebih 26 orang di kelasnya.
Dengan torehan prestasi ini, sayangnya tidak tampak perhatian dari pemerintah kabupaten Jember untuk memberikan apresiasi. Karena diketahui, para atlet ini berangkat dalam even nasional hanya dengan upaya dan swadaya sendiri.
“Saya bertanding mewakili Jawa Timur, sebelumnya ikut seleksi dan bertanding ditingkat kejurda di Bondowoso dan kabupaten lainnya di Jawa Timur,” kata Darlin saat ditemui baru turun dari kereta api yang mengantarnya dari Jakarta menuju Jember, Selasa malam (10/9/2019).
Remaja putri yang saat ini duduk di kelas 8 SMPN 6 Jember itu mengatakan, untuk persiapannya dalam kejurnas, beberapa bulan sebelumnya rutin latihan 4 kali selama seminggu. “Biasanya hari Senin, Rabu, Jumat, dan Minggu,” sebutnya sambil didampingi official, tim dan orang tuanya.
Khusus untuk Kejurnas, baru selama sebulan latihan rutin tiap hari dilakukan. “TC selama sebulan penuh latihan. Alhamdulillah ada hasil. Semoga di kejuaraan berikutnya bisa meraih emas,” tandasnya.
Sementara itu saat dikonfirmasi terpisah, Ketua Dojo Stikes dr. Soebandi Helmi Yudho, yang juga sinpei (guru karate) dari Darlin menyampaikan tentang sejauh mana perkembangan olahraga Karate di Jember. “Olahraga karate ini murah, tapi sayangnya, di dojo kami, tidak ada alat-alat latihan yang standar. Akhirnya sementara ini hanya bisa bertahan dengan kondisi yang ada,” ujar Helmi saat dikonfirmasi wartawan.
Ketika ada kejuaraan, katanya, banyak kesulitan. “Akhirnya ya berusaha sendiri. Seperti saat di Sarawak, Malaysia contohnya, untuk biaya berangkat sempat kesulitan. Akhirnya swadaya sendiri. Padahal kita dengan lawan-lawan imbang sebenarnya,” ungkap pria yang menjadi official tim Jawa Timur dalam Kejurnas Lemkari tersebut.
Kendala yang ada mungkin perlu jam terbang saja. “Dengan hal ini semoga ada perhatian pemerintah kabupaten. Karena jangan sampai seperti rekan saya yang tidak perlu saya sebut namanya. Akhirnya pindah ke Jawa Tengah, karena Jember kurang perhatian,” tandasnya.