FaktualNews.co

Dua Kakek Miskin Penghuni Gubuk Reot di Jombang, Dibantu Beras Pakar Terapi Telinga

Peristiwa     Dibaca : 1192 kali Penulis:
Dua Kakek Miskin Penghuni Gubuk Reot di Jombang, Dibantu Beras Pakar Terapi Telinga
FaktualNews.co/Muji Lestari/
Kacung saat di rumah reot miliknya.

JOMBANG, FaktualNews.co – Dua kakek yang tinggal jadi satu dengan ayam di sebuah gubuk reot tak layak huni, di Jombang, Jawa Timur. Memantik perhatian dan rasa iba tersendiri dari seroang donatur, pakar terapi saraf telinga, Masudin, Rabu (11/9/2019).

Ahli terapi telinga terkenal ini membantu meringankan beban dua kakek yang hidup sebatang kara ini. Keduanya yakni, Kacung Prawi (66) dan Imam Ghozali (70) warga Desa Kedawong, Kecamatan Diwek. Dua kakek ini tak memiliki rumah dan keluarga. Keduanya tinggal di dua gubuk berukuran kecil yang berdekatan.

Sementara, bantuan yang diserahkan Masudin ini berupa satu kwintal beras dan sejumlah uang. Baik Kacung maupun Ghozali masing-masing diberi 50 kilogram beras.

“Saya ingin ikut rasakan penderitaan keduanya, jadi ini bukan sedekah tapi saya belajar member. Semoga hanya berupa beras ini sementara bisa membantu meringankan beban mereka,”kata Masudin, usai memberikan bantuan kepada dua kakek malang ini.

Masudin berharap, segera ada perhatian pemerintah terhadap keduanya. Sebab, sejauh ini dua kakek renta ini nyaris belum tersentuh bantuan apapun. Selain itu, Masudin juga berencana akan membangunkan tempat tinggal yang lebih layak untuk keduanya.

“Harapan saya ini menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Jombang. Rencananya, kalau diijinkan saya akan bongkar dan bangunkan tempat yang baru yang lebih besar, di tempat yang diperbolehkan dan diinginkan Mbah Kacung, kan maunya berhadapan dengan Mbah Ghozali, ditanah milik desa, saya akan ijin kadesnya dulu, “tandasnya.

Seperti diketahui, Kacung Prawi (66) dan Imam Ghozali (70) warga Desa Kedawung, Kecamatan Diwek ini, sudah puluhan tahun tinggal di gubuk reot berukuran kecil tidak layak huni.

Selain tinggal dan tidur jadi satu dengan ayam peliharaannya. Gubuk yang jadi tempat tinggal kedua kakek tersebut juga berada ditempat yang tidak sesuai.

Gubuk milik Kacung dibangun di atas sungai kecil atau saluran irigasi. Sedangkan tak jauh dari gubuk tersebut, juga ada gubuk milik Mbah Ghozali yang berdiri diatas tanah kuburan umum Desa setempat.

Kedua kakek ini juga tinggal sendirian lantaran tak memiliki keluarga. Secara ekonomi, kedunya juga hidup memprihatinkan, sebab mereka tak lagi mampu bekerja. Untuk makan sehari-hari,

Mr Masudin bersama Ghozali.

Kacung masih berupaya menjadi relawan penyeberangan di jalan raya Desa setempat. Hasilnya, dia pergunakan untuk makan sehari-hari.

Sementara, kakek Ghozali sejauh ini hanya berharap uluran tangan orang lain yang merasa iba padanya.

Kondisi gubuk yang mengenaskan juga semakin membuat iba. Sebab gubuk tersebut hanya dibuat dengan bahan dasar bambu seadanya dan beberapa spanduk bekas.

Di dalamnya nampak hanya ada satu tempat untuk berbaring dengan satu lampu penerangan yang disalurkan dari pemakaman umum Desa setempat.

Begitu menerima bantuan beras ini, keduanya langsung terharu dan menangis. Dua kakek ini tak mampu mengucap kata apapun selain hanya kata terima kasih yang keluar dari mulut keduanya kepada Masudin.”Terima kasih, hanya Tuhan yang bisa membalasnya, “ungkap Mbah Ghozali dengan terisak.

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin