LAMONGAN, FaktualNews.co-Petani di Lamongan yang tahun ini gagal panen padi dan mengasuransikan pertaniannya melalui Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) masih bisa tersenyum. Karena klaim asuransi mereka senilai total Rp 3,6 Miliar sudah dicairkan.
Penyaluran klaim dilakukan simbolis oleh Deputi Direktur Pengawasan Asuransi II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) I Wayan Wijana dan Ika Dwi Nita dari PT Jasindo selaku pengelola AUTP, usai panen raya padi inhibrida di Desa Truni, Babat, Kamis (12/9/2019).
OJK, kata I Wayan Wijana, mendapat amanat dari negara untuk hadir ketika masyarakat membeli produk asuransi.
Ada 130 perusahaan jasa asuransi yang diawasi OJK, dan salah satunya adalah PT Jasindo yang diberi tugas Negara untuk menglola AUTP.
“Dengan membayar premi, bapak ibu petani diliundungi usahanya. Kalau gagal panen, masih punya modal untuk berusaha kembali dari klaim asuransi,” ujarnya.
Terlebih untuk AUTP ini mendapat subsidi dari Negara, sehingga petani hanya membayar 80 persen preminya.
“Dengan membayar premi sebesar Rp 36 ribu, kalau gagal panen, bapak ibu memperoleh modal Rp 6 juta,” katanya menambahkan.
Bupati Lamongan Fadeli yang turut hadir mengklaim jika di daerah yang setiap tahunnya menjadi langganan banjir, yang diakibatkan oleh meluapnya aliran sungai Bengawan Solo.
Di Desa Truni, Kecamatan Babat, Lamongan ini mengalami peningkatan. Tahun sebelumnya petani hanya mampu menghasilkan gabah kering 1,94 juta ton, tapi untuk 2019 ini panen mereka justru naik 1,100 juta ton.
“Kalau hanya sekadar panen dan dapat hasil banyak itu sudah biasa,” kata Fadeli.
Menurut dia, pencapaian hasil panen padi yang begitu melimpah di Desa Truni, menandakan jika petani sudah bisa menghitung atau memprediksi, kapan waktunya menanam jagung, padi dan bawang.
Sehingga banjir yang biasanya terjadi pada saat musim penghujan itu tidak sampai merendam tanaman yang mereka tanam dan mengakibatkan petani merugi.
“Petani Desa Truni sudah cerdas, sawah yang mereka tanami padi tidak lagi terendam air, mereka sudah bisa menghitung kapan mulai tanam dan kapan tiba waktunya banjir,” kata Fadeli.
Atas pencapaian itu, orang nomor satu di Lamongan ini mengaku bangga terhadap petani di Desa Truni. Meski lahan pertanian di desa setempat sangat berbeda dengan sawah yang ada di daerah Lamongan lainnya.
“Pemerintah akan terus mendorong demi kemajuan para petani. Bupati juga menjelaskan jika saat musim kemarau ini petani sudah bisa memanfaatkan program pompanisasi dari Kemenpan. Sehingga lahan yang dahulunya gersang bisa dimanfaatkan,” Jelasnya.
Kelompok-kelompok tani yang sudah modern, terus diajak meningkatkan dan mengembangkan pertanian. Seperti pengelolaan sebidang tanah itu bisa dimanfaatkan untuk menanam berbagai jenis komoditi.
“Hingga kesejahteraan masyarakat meningkat meski dengan luas lahan yang mereka miliki,” pungkasnya.