Advertorial

Bantuan Hidup Dasar dan Ambulance Gawat Darurat, Call Ambulance 119 RSUD Jombang

JOMBANG, FaktualNews.co – Penyakit henti jantung mendadak merupakan pembunuh terbesar nomor satu di dunia. Pasalnya, tujuh puluh persen henti jantung tersebut, terjadi di luar rumah sakit, misalnya di rumah.

Disamping itu , pasien dewasa yang telah menerima upaya resusitasi oleh penyedia layanan darurat medis, hanya sedikit yang bisa bertahan.

 Basic Life Support (BLS) atau yang dikenal dengan Bantuan Hidup Dasar (BHD) adalah penanganan awal untuk menyelamatkan nyawa pasien yang mengalami henti jantung, henti napas, atau obstruksi jalan napas.

BHD meliputi beberapa keterampilan yang dapat diajarkan kepada siapa saja dan idealnya di dunia, semua orang akrab dengan teknik dasar pertolongan pertama tujuan Bantuan Hidup Dasar (BHS).

Tujuan utama dari BHD adalah suatu tindakan oksigenasi darurat untuk mempertahankan ventilasi paru dan mendistribusikan darah-oksigenasi ke jaringan tubuh. Selain itu,  merupakan usaha pemberian bantuan sirkulasi sistemik, beserta ventilasi dan oksigenasi tubuh secara efektif dan optimal sampai didapatkan kembali sirkulasi sistemik spontan. Atau telah tiba bantuan dengan peralatan yang lebih lengkap untuk melaksanakan tindakan bantuan hidup jantung lanjutan.

 Direktur RSUD Jombang, dr. Pudji Umbaran, M.KP mengungkapkan, jika saat ini RSUD Kabupaten Jombang, mempunyai  Ambulance dan Tim 119. Menurut dr. Pudji Umbaran, M.KP, Ambulance  119 adalah ambulance transportasi pasien untuk kegawat daruratan medis yang dilengkapi dengan alat alat observasi dan resusitasi di dalamnya seperti :

  1. AED
  2. Pasien Monitor
  3. Ventilator transport
  4. Oksigen transport
  5. Suction
  6. LSB
  7. Radio medik
  8. Alat Saturasi O2
  9. Obat obatan emergency
  10. Peralatan rawat luka dan bidai
  11. APD

Sedangkan fungsi Ambulance 119 sendiri  adalah melakukan rujukan pasien gawat darurat yang membutuhkan  atau kemungkinan membutuhkan observasi ketat  dan  resusitasi selama perjalanan.

Disamping itu, Ambulance 119 bisa juga melakukan penjemputan  pasien gawat darurat yang membutuhkan observasi ketat atau tindakan resusitasi di perjalanan. Baik menjemput dari rumah sakit lain maupun dari rumah pasien atau dari lokasi kejadian.

Pada kejadian bencana, maka Ambulance 119 melakukan juga evakuasi  bencana dengan korban yang memerlukan observasi ketat dan resusitasi selama perjalanan.

Seorang pasien saat dinaIkkan Ambulance 119 RSUD Jombang.

Masyarakat bisa memanggil Ambulance 119 apabila menemui korban dengan kecelakaan lalu lintas atau korban lainnya  tidak sadar atau tidak bernafas.

Dikatakan dr. Pudji Umbaran, M.KP, apabila masyarakat menemui korban tidak sadar maka jangan panik. Amankan korban dari bahaya lalu lakukan  cek respon dengan cara menepuk bahu dan memanggil nama korban.

Selanjutnya, teriak minta tolong dan  memanggil Tim Emergency. Segera lakukan pijatan jantung apabila, korban tidak sadar, korban tidak bernafas, korban bernafas tidak normal atau bernafas jarang-jarang. “Pijat jantung disampai tim emergency datang, “terang dr. Pudji Umbaran, M.KP.

Adapun untuk melakukan pijat jantung, begini caranya.

  1. Bebaskan dada korban dari pakaian
  2. Letakkan pangkal telapak tangan yang satu di tengah dada
  3. Letakkan pangkal telapak tangan lainnya di atas tangan yang satu
  4. Pijat dada dengan kedalaman 5 cm dengan kecepatan 100x / menit
  5. Untuk penolong terlatih, bisa memberikan 30x pijatan jantung dan 2x nafas buatan

Lebih jauh dr. Pudji Umbaran, M.KP menjelaskan, bahwa  semua dokter dan perawat IGD RSUD Jombang, adalah tim Ambulance 119. Sebagaimana pengaturan jaga, seorang  dokter jaga dan dua perawat setiap shift. Selain itu, semua dokter dan perawat IGD RSUD Jombang juga sudah terlatih EAS (Emergency Ambulans Service).

“Apabila  masyarakat membutuhkan Ambulance 119, maka bisa menghubungi nomor  telephon 0321 864312, ” pungkas dr Pudji Umbaran. (Pradita)