PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Tak terima di depan rumah dan toko (Ruko)-nya ditempati jualan buah, Hendro (35) marah-marah. Kekesalan atau kemarahannya ditumpahkan ke pedagang buah, saat ada operasi penertiban pedagang di jalan Cokroaminoto, Kota Probolinggo, Kamis (12/9) siang.
Beruntung, 2 pedagang buah yang tengah bersitegang dengan Kasi Operasi pada Dinas Satpol PP Hendra Kusuma, tidak meladeni. Setelah puas melampiaskan kemarahannya, Hendro kemudian menurunkan tensi kekesalannya. Aksi yang menjadi perhatian para pengendara yang melintas di jalan Cokroaminoto, kemudian bubar.
Hendro melampiaskan kemarahannya lantaran kesal dengan ulah pedagang buah yang berjualan di trotoar toko onderdil atau sparepart sepeda motor dan depan rumahnya. Semalam, ia sempat menegur, namun tegurannya tidak diindahkan. Bahkan, sampah buah dibuang di depan rumahnya.
“Kejadiannya tadi malam. Sudah kami ingatkan, malah paginya saya lihat sampah buah berserakan,” katanya.
Tak hanya malam itu, sebelumnya Hendro yang membuka bengkel dan service sepeda motor ini sudah berkali-kali meminta untuk bergeser. Namun, permintaannya tidak digubris. Beberapa pedagang buah tetap berjualan di depan tokonya.
“Saya kalau mengeluarkan dan memasukkan mobil kesulitan. Karena mokong, ya saya lapor ke Satpol PP,” ujarnya.
Sementara itu, sejumlah pedagang tidak terima berjualan di jalan cokro, tepatnya selatan Kantor Kelurahan Kanigaran, Kecamatan Kanigaran. Mereka menilai, Satpol PP hyanya menertibkan penjual buah. Padahal banyak penjual makanan dan minuman.
“Ini kan tidak adil namanya. Kenapa hanya pedagang buah yang tidak boleh. Pedagang makanan dan minuman kok dibiarkan,” tegas Totok, salah satu penjual buah.
Pria yang berjualan menggunakan kendaraan bak terbuka ini mengaku berjualan di jalan Cokro, hanya hari itu. Sebelumnya, Hendro mengaku berjualan di jalan raya Dringu, wilayah Kabupaten Probolinggo. Ia pindah, lantaran mereka yang berjualan di jalan Cokro warga luar kota. Seperti Lumajang dan Pasuruan serta Kabupaten Probolinggo.
“Kok orang luar kota yang jualan di sini. Kami yang warga Kelurahan Kebonsari Kulon, akhirnya pindah jualan di sini,”” ujarnya.
Sama dengan pedagang buah yang lain Totok berharap, Pemkot tidak hanya bisa mengusir pedagang, tetapi memberi solusi. Menyediakan tempat untuk berjualan seluruh pedagang, baik penjual buah ataupun penjual makanan dan minuman di jalan Cokro dan di Jalan Mastrip.
“Jangan hanya bisa melarang kami jualan di sini. Tapi tolong kami carikan tempat,” pinta Totok yang diamini pedagang buah lainnya.
Hendro Kusuma membenarkan, kalau Rabu malam Hendro melapor. Hanya saja saat didatangi, pedagang yang berjualan di rumahnya sudah pergi. Tak hanya Hendro, sejumlah warga melapor karena resah pedagang kembali menjamur.
“Ya akhirnya kami tindaklanjuti laporan warga. Kami melaksanakan tugas. Dan memang di jalur ini harus bersih dari pedagang. Soal pedagang makanan dan minuman, secepatnya kami himbau dengan surat,” tandasnya.
Saat ditanya, kanapa hanya jalan cokro yang ditertibkan, sedang pedagang di jalan mastrip dibiarkan ? Hendra mengatakan, kali ini perintahnya penertiban di jalan Cokro saja. Tidak menutup kemungkinan dalam waktu dekat di jalan Mastrib. Ia berterus terang, pedagang
muncul kembali di jalan Cokro karena pihaknya sibuk dengan acara Semipro.
“Beberapa hari ini kami fokus pengamanan gelaran semipro. Jadi tidak fokus ke sini,” pungkasnya.