FaktualNews.co

Kiat Mudah Membangun Kesan Pertama yang Baik

Gaya Hidup     Dibaca : 895 kali Penulis:
Kiat Mudah Membangun Kesan Pertama yang Baik
FaktualNews.co/Ilustrasi
Ilustrasi.

SURABAYA, FaktualNews.coDon`t judge a book by its cover. Jangan menilai seseorang hanya berdasarkan kesan atau penampilan luarnya saja. Benarkah hal itu? Terkadang, tanpa kita sadari, kita men-judgment seseorang berdasarkan kesan pertama yang ditampilkannya.

Halo Effect dan Kesan pada Seseorang

Kesan pertama kita terhadap seseorang saat pertemuan pertama biasanya akan berpengaruh terhadap pertemuan selanjutnya.

Misalnya, seorang dosen yang memakai kemeja, jas dan kacamata saat pertemuan pertama di dalam kuliah, akan menimbulkan kesan seorang dosen yang profesional dan cerdas. Meskipun di pertemuan-pertemuan selanjutnya ia tidak selalu memakai kemeja, jas dan kacamata, persepsi mahasiswa akan tergiring dan menganggap bahwa ia adalah seorang dosen yang cerdas.

Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan kita cenderung melihat seseorang yang berpenampilan rapi dan menarik sebagai sosok yang baik dan terpercaya. Inilah yang disebut sebagai halo effect.

Lalu, bagaimana cara untuk membuat kesan baik pada pertemuan pertama? Berikut beberapa tips yang bisa kita coba.

 

Datang Tepat Waktu

Kedatangan beberapa menit lebih awal dari waktu yang telah dijanjikan akan membuat kita lebih prepare dan memiliki spare time untuk mempersiapkan diri.

Tentunya, hal ini membantu diri kita untuk lebih tenang dan menyesuaikan diri dengan tempat pertemuan.

Apabila kita datang di awal waktu, juga dapat memberi kesan yang baik bahwa kita merupakan orang yang disiplin, menghargai waktu dan juga menghargai orang yang akan kita temui.

Pancarkan Aura Positif Melalui Bahasa Tubuh

Sebagian dari kita tertarik pada orang yang memiliki sikap positif dan membuat kita nyaman melalui sikap positifnya. Cara mudah untuk terkoneksi dengan seseorang yang baru bertemu pertama kalinya yaitu dengan  memancarkan sikap positif melalui bahasa tubuh kita.

Saat bertemu orang baru untuk pertama kalinya, berhabatan tangan bisa menjadi satu hal yang bisa dilakukan untuk memulai percakapan.

Berjabat tangan dengan seseorang yang baru bertemu pertama kali bisa jadi simbol kepercayaan diri. Jabatan tangan dan senyuman dapat membuat orang tersebut yakin dan percaya dengan kita.

Selain itu, mempertahankan kontak mata dengan lawan bicara merupakan tanda kita ingin menjadi pendengar yang baik, terdapat kesungguhan ingin menjalin relasi, dan membuat orang lain percaya terhadap kita.

Kita juga bisa menjaga postur tubuh kita untuk tetap berhadapan dengan orang yang baru kita temui pertama kali selama proses percakapan. Hal ini dapat menunjukan bahwa kita tertarik dengan pembicaraannya.

Minimalisir Penggunaan Gadget

Usahakanlah selama pertemuan berlangsung agar tidak berulang kali mengecek gadget. Alih-alih sebagai bentuk perhatian dan penghargaan kita atas topik pembicaraan dengan orang yang bertemu untuk pertama kalinya.

Pengecekan gadget secara berkala akan mengganggu fokus kita terhadap pembicaraan.

Di samping itu, orang yang bertemu kita pertama kali akan menganggap bahwa kita adalah orang yang mudah terganggu dan kurang serius pada pembicaraan.

Simpanlah gadget dalam tas dan tetaplah fokus pada lawan bicara. Usahakanlah kita benar-benar hadir dan ada untuknya.

Menjadi Diri Sendiri

Terkadang kita merasa sulit menutupi kegelisahan saat bertemu orang baru untuk yang pertama kalinya, apalagi jika orang tersebut adalah orang penting atau orang yang sangat ingin kita temui.

Namun, daripada menjadi orang lain, nyamanlah menjadi diri sendiri. Tak perlu berlebihan dan malah menjadi kaku. Kita dapat mempersiapkan diri  jauh hari sebelum jadwal pertemuan dengan orang baru, misalnya menentukan pakaian yang menurut kita nyaman.

Selain itu, kita juga dapat mengurangi gerakan-gerakan kecil seperti memainkan tangan atau menggoyangkan kaki sehingga kita terlihat sedang merasa gugup.

Jadilah diri kita sendiri saat sedang bertemu dengan seseorang untuk pertama kalinya. Bersikaplah seperti biasanya diri kamu namun juga tetap harus menjaga sikap

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh
Sumber
Pijar Psikologi