PASURUAN, FaktualNews.co – Hj Ningsih Tinampi, warga Dusun Lebaksari, Gang Lambau RT 06 RW 13, Desa Karangjati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan, hampir tiap hari rumahnya selalu dibanjiri pasien berobat. Bahkan lantaran sudah dikenal luas, Ningsih menjadi fenomenal.
Ribuan orang setiap hari dari berbagai daerah di Nusantara, berdatangan ingin diobati Ningsih. Mereka ingin diobati dari sakit medis maupun nonmedis. Para pasien berkeyakinan mereka sembuh setelah diobati dan disentuh tangan Ningsih. “Kami datang dari papua berobat ke sini,” ujar Ainur Rohman.
Diakuinya ia datang dari jauh setelah melihat tayang video di You Tube mengenai pengobatan Ningsih yang diyakininya sudah banyak pasien yang disembunkan. Sehingga dengan sugesti yang kuat, ia bersama keluarganya datang.”Namanya usaha dan ikhtiar. Mudah-mudahan sembuh penyakit punggung mertua saya,” katanya.
Setiap hari, ratusan mobil pribadi berbagai nomor polisi parkir di sekitar depan Gang Lambau. Hal ini pun membawa berkah tersendiri bagi warga di Dusun Lebak Sari.
Mereka membuka warung, penginapan, ponten, hingga juru parkir. Bahkan warga sekitar ekonomi mereka ikut terdongkrak lantaran membludaknya pasien.
Untuk hari biasa yakni Selasa dan Jumat mencapai 150 jumlah pasien. Sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu, jumlahnya bisa mencapai 1000 pasien.
Sementara untuk hari Senin tak menerima pasien. Bahkan untuk berobat ke Ningsih ini, juga dibutuhkan kesabaran karena masa antre bisa 3 hingga 6 bulan ke depan karena juga tergantung diagnosanya.
Pengobatan Ningsih Tinampi menjadi fenomenal, karena saat mengobati pasien yang mengeluh sakit nonmedis kerap diunggah di YouTube. Hingga Selasa (17/9/2019), akun YouTube Ningsih Tinampi sudah mendulang 1,3 juta lebih subscribers atau pengikut. Sehingga pengobatannya, tak sepi pasien. Bahkan pasien rela menginap.
Di balik ketenaran pengobatan Ningsih Tinampi, tersimpan misi sosial untuk membantu sesama. Selain memberikan makan gratis pada para pasiennya, ia juga menggratiskan biaya pengobatan bagi pasien yang tak mampu. Ningsih juga kerap mengumpulkan anak yatim untuk disantuni, sesuai dengan harapannya untuk misi menolong.
Menurutnya, ia diberi Allah ilmu ini untuk membantu orang lain. Misi utama saya membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Pasien yang datang rata-rata membayar Rp 300 ribu.
“Tapi kalau tak mampu, gratis. Apalagi mereka yang sudah kehabisan harta untuk berobat kemana-mana. Ini yang bisa saya lakukan,” terang Ningsih, saat ditemui.
Pengobatan yang dilakukan cukup sederhana, keluarga pasien diminta ikut berdoa dan yang harus dibaca pertama kali yakni baca surat Alfatikhah. Selanjutnya Ningsih memijat kepala dan dada pasien. Kalau penyakitnya cukup berat, pasien disuruh kembali lagi untuk jalani proses terapi pengobatan lanjutan.