JAKARTA, FaktualNews.co – Kementerian Agama (Kemenag) RI bertemu sejumlah pimpinan lembaga keagamaan Islam dalam kunjungannya di Uni Emirat Arab (UEA).
Sekjen Kemenag Nur Kholis Setiawan menyatakan kedua pihak sepakat saling tukar informasi pengalaman praktik dan model pengarusutamaan Islam Wasatiyah atau pemahaman moderat.
“Kedua negara mempunyai kepentingan yang sama untuk menangkal munculnya faham dan pemikiran keislaman yang ekstrem,” jelas Nur Kholis di Abu Dhabi dalam rilisnya pada Kamis (19/9/2019).
Nur Kholis mengatakan ekstremisme tidak sesuai karakter dan budaya masyarakat Indonesia dan Uni Emirat Arab.
“Karenanya, kita sepakat untuk saling bertukar informasi,” ujar Guru Besar UIN Sunan Kalijaga tersebut.
Kunjungan delegasi Indonesia ke Abu Dhabi berlangsung dari 15-18 September 2019.
Delegasi mengunjungi dua lembaga strategis di UEA, yaitu General Authority for Islamic Affairs and Awqaf dan Al Markaz Al Rasmiy Lil Ifta’ (Pusat Fatwa).
Di lembaga pertama, delegasi mendiskusikan tentang tawaran kerja sama pengiriman imam masjid dari Indonesia ke Uni Emirat Arab.
Direktur General Authority for Islamic Affairs and Awqaf berharap para imam masjid tersebut dapat menjadi duta Islam Wasatiyah.
Sementara itu, pada saat kunjungan ke Al Markaz Al Rasmiy Lil Ifta’, delegasi melakukan diskusi tentang strategi dan model pengarusutamaan Islam Wasatiyah di Uni Emirat Arab.
Syammah Addakhiri, Direktur Al Markaz Al Rasmiy Lil Ifta’, menjelaskan konsep strategi teknis implementasi Islam Wasatiyah di UEA.
Addakhiri menjelaskan lembaganya mempunyai otoritas memproduksi konten-konten keagamaan Islam dan mendiseminasinya kepada masyarakat melalui masjid dan media elektronik.
Selain itu, kata Addakhiri, masyarakat dapat dengan mudah mengakses konten-konten keislaman, seperti naskah khutbah Jumat dan sebagainya.
Addakhiri juga menjelaskan lembaganya memberikan layanan konsultasi keagamaan kepada masyarakat melalui berbagai channel, mulai dari telepon, pesan singkat, email, dan media sosial lainnya.
Kesepakatan lainnya dari kunjungan ini adalah kerja sama untuk mendirikan Pusat Islam Wasatiyah di Solo.
Uni Emirat Arab siap memberikan bantuan pembangunan masjid, perguruan tinggi Islam, dan asrama mahasiswa.
“UEA juga akan membantu mendatangkan para ulama Timur Tengah untuk datang ke Indonesia untuk saling tukar informasi dan pengetahuan keislaman,” tandas Nur Kholis.