FaktualNews.co

Derita Seorang Siswi SMP Diserang Kanker, Pemkab Mojokerto Terkesan Diam

Kesehatan     Dibaca : 1372 kali Penulis:
Derita Seorang Siswi SMP Diserang Kanker, Pemkab Mojokerto Terkesan Diam
FaktualNews.co/Amanullah/
Silfi Qumairoh (14) saat didampingi ibunya Faizin Laili Agustin di rumahnya.

MOJOKERTO, FaktualNews.co Nasib nahas menimpa Silfi Qumairoh (14) asal Dusun Kedungmaleng, Desa Kedungmaleng, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Betapa tidak, bocah kelas II SMP, hanya terbaring lemah di atas ranjang. Pasalnya, Silfi mengidap penyakit kanker tulang pada lutut kanan.

Anak pertama dari pasangan Faizin Laili Agustin (36) dan Muhammad Gozali (37) ini, saat ditemui di rumahnya, sedang tidur di ruang tamu rumahnya.

Ranjang di ruang tamu ini menjadi tempat tidur Silfi bersama ayah, ibu dan adiknya yang kini berusia 10 tahun. Ruang tidur di bagian belakang rumah jarang ditempati karena konon angker. Rumah yang ditempati keluarga Silfi ini bersebelahan dengan rumpun  bambu berdekatan sungai.

Karena penyakit yang dideritan Silfi Qumairoh. Sejak April 2019 membuat di tak bisa lagi bersekolah. Bahkan berat badannya pun kini  hanya 35 kg.

Tidak hanya itu, rambut di kepalanya juga hampir habis karena efek kemoterapi yang sedang dia jalani. Silfi juga mengeluh sakit pada punggung bagian bawah saat duduk. Sehingga untuk makan dan minum, dia harus dibantu ibu dan bibinya.

Penyakit yang diderita siswi SMP Darul Hikma sudah dialami sejak Desember 2018 awal masuk kelas 1. Saat itu, dirinya terjatuh hingga menimbulkan tanda memar di bagian lutut kanan.

Usai jatuh, Silfi sering mengeluh sakit pada bagian lutut kaki kanannya. Hingga orangtuanya  memutuskan untuk memijatkan hingga tiga kali.

Namun, usaha memijatkan anaknya tak berbuah hasil, Silfi Qumairoh terus mengeluh sakit. Selanjutnya membawa si buah hati ke Puskesmas Sooko untuk memeriksakan anaknya.

“Saya bawa ke Puskesmas sekitar tiga kali, di sana setelah diperiksa hanya diberi obat setelah itu pulang,” ucap Faizin Laili Agustin ibu Silfi Qumairoh saat didatangi di rumahnya Jum’at (20/09/19).

Menurut Laili, usaha untuk menyembuhkan anaknya untuk datang ke Puskesmas masih saja tak membuahkan hasil. Sebab, usai dari Puskesmas Silfi masih saja mengeluh sakit. Hingga akhirnya pihak Puskesmas meminta agar Silfi di rujuk ke rumah sakit.

“Ketiga kalinya ke Puskesmas, lutut kanan anak saya sudah mulai muncul benjolan, sehingga diberikan rujukan ke rumah sakit, pada saat itu ke RS Sakinah, Mojokerto,” tuturnya.

Laili mengatakan, sejak awal dirinya tidak pernah mengira jika anaknya akan terserang penyakit kanker tulang seperti diagnosa dokter. “Saya kaget, saat dokter menvonis anak saya terkena kanker tulang, ” jelasnya.

Dia baru mengetahui,  jika anaknya terserang kanker tulang setelah dirujuk di RS Sakinah, diperiksa seorang dokter spesilis. Dikatakan, benjolan pada lutut kanan buka disebabkan karna jatuh, melainkan sudah ada sebelum jatuh sudah ada endapan darah pada lututnya.

“Anak saya sempat mejalani rawat jalan di RS Sakinah, hingga akhirnya dirujuk ke RS Soetomo Surabaya. Di sana dokter menvonis anak saya terkena kanker tulang,” tambahnya.

Hingga sampai saat ini, kondisi benjolan pada lutut kanan Silfi Qumairoh terus membesar, meski sudah mendapatkan perawatan beberapa kalai di RS Soetomo.

Meski hanya mengandalkan penghasilan suaminya sebagai tukang bangunan sekitar Rp 500 ribu sepekan, Laili enggan berpangku tangan untuk pengobatan Silfi.

Siswi kelas 2 SMP swasta di Kedungmaling, Kecamatan Sooko itu telah tiga  kali menjalani kemoterapi di RSU Dr Soetomo, Surabaya.

“Sudah tiga kali ini dilakukan kemoterapi di RS Soetomo. Terakhir pada 30 Agustus lalu dan baru pulang pada 10 September kemarin, kaki adik sudah tak mampu digerakkan,” ujar Laili lirih.

Menurut Laili, operasi terhadap kanker tulang yang diderita putrinya menunggu pemeriksaan MRI (Magnetic Resonance Imaging). Biaya pengobatannya selama ini hanya mengandalkan Kartu Indonesia Sehat (KIS) bantuan dari pemerintah. Karena sejauh ini Pemkab Mojokerto belum pernah turun melihat kondisi Silfi.

“Kemarin dia difoto MRI tidak kuat tubuhnya. Sehingga pemeriksaan MRI kembali menunggu kabar dari RSU Dr Soetomo. Semoga setelah itu bisa dilaksanakan operasi,” terangnya sembari menunjukkan foto Silfi sebelum terjangkit kanker tulang.

Laili hanya mengharapkan kesembuhan bagi Silfi. Dia juga menantikan uluran tangan dari para dermawan agar putrinya mendapatkan pengobatan yang maksimal. Terlebih lagi, kanker tulang membuat Silfi tidak bisa lagi sekolah dan bermain seperti remaja lain yang seusianya.

“Saya hanya berhapan kesembuhan terhadap anak saya, agar bisa kembali bersekolah lagi menempuh pendidikan,”pungkasnya sambil menahan air mata.

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin