Pasar Burung di Kota Probolinggo Dibobol Maling, Empat Burung Mahal Raib
PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Pasar burung di Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, kebobolan. Akibat kejadian yang berlangsung Sabtu (19/9/2019) dini hari itu, empat ekor burung milik Muhammad Ishak (52) raib dari bedaknya. Tak hanya itu, pelaku juga membobol dua kios lainnya, namun burungnya tidak diambil.
Saat dikonfirmasi, M Ishak membenarkan kalau bedaknya dibobol maling. Disebutkan, 4 burung yang harganya jutaan rupiah, dibawa kabur pelaku. Diantaranya, 2 ekor murray yang harga per ekornya Rp 3,5 juta dan 1 ekor Cucak Ijo yang dibandrol Rp 4 juta dan seekor burung Black Sun yang dihargai Rp 1 juta.
Disebutkan, dari sekian sangkar yang ada di dalam kiosnya, hanya satu sangkar yang berisi burung Black Sun, dibawa pelaku.
Ishak yang tinggal di blok Pesisir, Desa Dringu, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, mengetahui kemalingan, saat hendak membuka kiosnya. Ia terkejut saat melihat gembok pintu bedak bagian atas tidak ada.
“Saya tiba dibedak pukul 08.00 WIB. Saya lihat gembok tidak ada. Gembok ditaruh di bawah oleh pelaku,” kata M Ishak, Senin (23/9/2019) di bedaknya.
Ternyata kecurigaannya benar. Tempat sangkar berubah, dan setelah diperiksa, jumlah sangkar kurang satu, sedang jumlah burung berkurang 4 ekor. Menurutnya, pelaku merusak gembok
pintu bagian atas. Saat masuk, pelaku naik ke atas kursi panjang yang ada di depan kios.
“Kalau nggak naik ke kursi, pelaku tidak bisa masuk bedak. Karena pintunya tinggi,” katanya.
Ishak mengaku, tidak tahu jumlah maling yang membobol kiosnya, karena ia dan belasan pemilik kios lainnya, tidak bermalam di bedak. Namun, pria kelahiran Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo itu, memperkirakan pelaku tahu soal burung.
“Buktinya, burung yang harganya mahal yang diambil. Yang murah tidak,” tambahnya.
Seperti di dua kios burung yang malam itu ikut dibobol di depan dan di selatan bedak M Ishak. Meski pintunya sudah dibuka, pelaku tidak mengambil satupun burungnya, karena di dua bedak tersebut harga burungnya murah-murah.
“Memang burung yang dijual di kios teman saya, harganya tidak terlalu mahal. Makanya, tidak ada burung yang diambil,” jelasnya.
Ditanya soal kerugian, Ishak menjawab sekitar Rp 12 juta. Dalam kesempatan itu, ia berterus terang, bukan hanya kali ini saja kebobolan, tetapi sudah tiga kali. Sebelumnya, ia pernah kemalingan yang kerugiannya mencapai Rp 75 juta. Kala itu, burung yang ia jual harganya sampai belasan juta rupiah.
“Sudah laporan. Tapi 3 kali saya kemalingan, tidak ada yang ketemu,” tandasnya.
Tak hanya M Ishak saja yang pernah kemalingan, beberapa pedagang juga pernah mengalami hal serupa. Meski demikian, pedagang yang menempati areal PT KAI tersebut, masih tetap menaruh burungnya di dalam bedak, tidak dibawa pulang.
“Ya tetap ditaruh di dalam kios. Tidak ada yang dibawa pulang. Soal waker atau penjaga malam, dulu ada. Sejak waker sebelumnya meninggal, sampai sekarang belum ada gantinya,” pungkasnya.