SITUBONDO, FaktualNews.co – Hanya sebagian kecil wilayah di Situbondo, Jawa Timur, dinilai rawan terjadinya kekurangan air bersih. Namun, dari total 660 dusun di Kabupaten Situbondo, diketahui hanya tersisa 20 dusun saja yang rawan kekurangan air bersih.
Untuk memenuhi kekurangan air bersih pada 20 dusun di Kabupaten Situbondo tersebut, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Pemkab Situbondo, menargetkan di tahun 2021 mendatang, sebanyak dusun tersebut bakal tersentuh dengan program air bersih, yakni penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (Pamsimas).
Wakil Bupati Situbondo, Yoyok Mulyadi menerangkan, dusun yang sebelumnya selalu kekeringan, kini sudah tersentuh program Pamsimas. Ada juga pengeboran sumur dalam yang dibangun dengan teknologi solar cell.
“Solar cell ini memanfaatkan sinar matahari sebagai tenaga pendorong untuk memompa air dari sumur ke tandon,” ujar Wabup Yoyok Mulyadi, Rabu (2/10/2019).
Menurutnya, ada dua dusun di Kabupaten Situbondo yang tersentuh teknologi solar cell. Yaitu di Dusun Dawuan, Desa Bayeman, Kecamatan Arjasa dan Dusun Jerukan, Desa Selomukti, Kecamatan Mlandingan. Pengeboran di Dusun Jerukan masih dalam pengerjaan. “Tidak lama lagi akan selesai,” kata Yoyok.
Wabup Yoyok menerangkan, pemenuhan air bersih ini, salah satu prioritas Pemkab Situbondo. Dia yakin, jika kebutuhan air sudah terpenuhi, maka masyarakat bisa sejahtera. “Dusun Jerukan ini memang sulit air. Makanya, tahun ini kita prioritaskan,” ujarnya.
Yoyok menerangkan, penggunaan solar cell merupakan inovasi baru pemerintah daerah. Teknologi ini dipakai karena biaya pengelolaannya murah. “Itu salah satu upaya pemerintah daerah dalam memenuhi ketersediaan air bersih di daerah rawan air. Sehingga ketika musim kemarau tiba, kekeringan tidak meluas,” katanya.
Di samping meninjau pengeboran di Dusun Jerukan, Wabup Yoyok kemarin juga melihat secara langsung progres program pamsimas di Desa Mlandingan Kulon. Air dari hasil pengeboran sudah mengalir tanpa memakai pompa penyedot. Pemerintah tinggal memasangi pipa untuk dialiri ke rumah warga.
Yoyok menerangkan, di lokasi penyediaan pamsimas di Desa Mlandingan Kulon bukan daerah rawan air. Hanya saja, air minum yang dikonsumsi warga sehari-hari adalah air payau. “Dengan adanya program pamsimas, sekarang warga tidak lagi minum air payau,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Selomukti, Dodit Hariyanto berterima kasih ada pengeboran sumur di Dusun Jerukan. Dia mengatakan, dengan teknologi solar cell, warganya tidak perlu lagi mengambil air dari sumber yang jaraknya sekitar empat kilometer dari permukiman. “Nanti sekitar 80 KK yang bisa dialiri,” katanya.