Peristiwa

Gunung Welirang Mojokerto Dibakar Pemburu Liar, Hewan Dilindungi Tinggal Belulang

MOJOKERTO, FaktualNews.co – Ratusan hektare hutan di lereng Gunung Welirang terbakar sejak Minggu (29/09/10).

Kebakaran, diduga dipicu ulah pemburu liar yang dengan sengaja membakar hutan untuk mengeluarkan satwa.

Kepala UPT Tahura R Suryo Ahmad Wahyudi menyayangkan dan mengutuk keras indikasi ulah tangan manusia yang sengaja membakar hutan di lereng Gunung Welirang.

Hingga kini, titik api masih belum bisa dipadamkan, terdapat titik api di blok plorotan Desa Cembor, Kecamatan Pacet dan di wilayah Trawas.

Hembusan angin yang cukup kencang dan tanah yang gambut memicu api sulit untuk dipadamkan.

“Ini yang kita khawatirkan merambah ke lokasi wisata dan permukiman warga, sebab api merembet ke arah sana,” ungkapnya.

Menurut Wahyu, kebakaran hutan ini diduga ulah dari para pemburu liar. Mereka sengaja membakar hutan agar hewan rusa keluar dari persembunyiannya.

Memang, kawasan Tahura Raden Soerjo merupakan salah satu habitat hewan rusa. Sehingga lokasi ini kerap menjadi sasaran para pemburu liar.

“Kebakaran ini penyebabnya perburuan liar. Itu dibakar hutannya, agar hewan rusa keluar. Setelah keluar kemudian ditembak, dikuliti, diambil dagingnya. Tulangnya ditinggal disitu biar terlihat terbakar,” jelasnya.

Dugaan adanya unsur kesengajaan ini dikuatkan bukti-bukti di lapangan. Di antaranya yakni sisa tulang rusa yang sebelumnya sudah dipotong dan diambil dagingnya oleh para pemburu.

“Jadi kerangka rusa itu bukan hewan yang terbakar, namun hewan yang diburu dengan cara membakar lahan. Kemudian kerangka dan kulit ditinggal untuk memberi kesan seakan-akan terbakar,” papar Wahyu.

Ia meminta masyarakat yang berburu rusa tidak lagi membakar hutan. Apalagi, rusa merupakan hewan yang dilindungi. Sehingga tidak diperbolehkan untuk diburu.

“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak berburu di kawasan hutan Tahura Raden Soerjo. Apalagi dengan membakar hutannya. Karena dampak yang ditimbulkan sangat besar dan merugikan kita semua,” tambahnya.

Selain itu, dia juga meminta agar melihat dan menemukan orang-orang mencurigkana, agar melaporkannya kepada petugas.

Dikatakan, luasan hutan di lereng gunung Welirang yang masuk wilayah Mojokerto dan terbakar mencapai 100 sampai 150 hektare.

“Sampai saat ini petugas bersama puluhan potensi relawan Mojokerto terus melakukan penyisiran untuk memastikan api tidak kembali menyalah, dan berusaha memadamkan api agar tidak merembet ke lokasi lain,” tandasnya