PAMEKASAN, FaktualNews.co – Muallifah mahasiswa IAIN Madura yang mempunyai kesempatan untuk menjadi salah satu pembicara dalam acara Call for Papers dan Muktamar Pemikiran Santri Nusantara yang diselenggarakan oleh Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (kemenag) pada tanggal (28-29 September 2019) di Pondok Pesantren As-Shiddiqiyah Jakarta.
Dalam forum tersebut, mahasiswa semester tujuh berkalaborasi dengan Mohammad Sholeh mahasiswa Prodi studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI) dan membedah makalah yang berjudul “Menumbuhkan Sikap Toleransi Santri melalui Pemikiran Pendidikan KH. Wahid Hasyim”.
Perempuan kelahiran Sampang tersebut berhasil lolos menjadi pembicara di Muktamar Pemikiran Santri setelah berhasil masuk pada angka126 dari 547 jumlah peserta yang mengirimkan naskah.
Sementara itu, Rektor IAIN Madura, Mohammad Kosim, menyampaikan apresiasi yang besar terhadap para mahasiswa yang berhasil lolos mengikuti forum besar dan kelas nasional. Sebab, diakui orang nomer satu di lingkungan kampus Tlanakan Pamekasan itu, bahwa keterlibatan dosen dan mahasiswa sebagai pembicara pada forum ilmiah Nasional atau Internasional merupakan salah satu program unggulannya.
“Kami dorong Mahasiswa dan dosen ikut serta dalam segala kegiatan forum ilmiah untuk mewujudkan IAIN Madura yang kompetitif,” Kata mantan aktivis PMII itu, Jum’at, (04/10/2019).
Tidak hanya itu, untuk memberi kesempatan terhadap para akademisi di lingkungannya, Pria kelahiran kota Sampang tersebut menyiapkan dana anggaran khusus bagi Dosen dan mahasiswa yang hendak terlibat dalam langsung dalam forum ilmiah di luar.
“Kita siapkan anggaran yang memadai bagi civitas akademika untuk menjadi pembicara di event ilmiah,” ujar Kosim.
Diakuinya, Keikutsertaan civitas akademika dalam forum ilmiah dinilai mampu memberikan angin segar dan inspirasi terhadap para dosen dan mahasiswa untuk terus berkarya.
Kosim berharap kedepan semakin banyak civitas akademika yang terlibat secara langsung sebagai pembicara di forum-forum ilmiah Internasional.
“Kedepan semakin banyak civitas akademika yang memberikan inspirasi lewat prestasi. Utamanya di forum ilmiah di tingkat nasional maupun internasional,” tandasnya.
Pada tahun sebelumnya, mahasiswa IAIN Madura juga terpilih sebagai pembicara di acara yang sama, yaitu Muhammad Faiq dengan makalah berjudul “Membentuk Masyarakat Madani melalui Kebudayaan Pesantren” dengan fokus studi Kasus Pondok Pesantren Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan Madura.