FaktualNews.co

Prihatin atas Kondisi Bangsa, BEM Unej Gelar Doa Bersama Lintas Agama

Peristiwa     Dibaca : 1161 kali Penulis:
Prihatin atas Kondisi Bangsa, BEM Unej Gelar Doa Bersama Lintas Agama
FaktualNews.co/Muhammad Hatta
Mahasiswa Universitas Jember dalam kegiatan doa bersama.

JEMBER, FaktualNews.co – Mengekspresikan keprihatinan dan refleksi atas kondisi bangsa saat ini, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Jember (Unej) menggelar acara seribu lilin dan doa bersama lintas agama di Double Way Unej, Senin (7/10/2019) malam. Kegiatan itu diawali dengan Salat Gaib berjamaah, tahlil, dan dilanjutkan dengan Salat Isya berjamaah.

“Kami ingin merefleksikan kedukaan atas berbagai permasalahan, mulai gelombang demo terhadap semua RUU yang kontroversial. Yang sayangnya kemudian itu berujung pada gugurnya korban jiwa,” tutur Ketua BEM Unej Ahmad Fairuz Abadi kepada wartawan di sela-sela aksi refleksi.

Secara khusus, doa ditujukan kepada tiga nama yang mereka anggap sebagai pahlawan muda atas perjuangan bangsa saat ini. Yakni Randy dan Muhammad Yusuf Kardawi (keduanya mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari) serta Bagus Putra Mahendra (pelajar SMK Al Jihad Tanjung Priok).

“Kami juga berduka atas terjadinya kerusuhan di Wamena serta Gempa di Ambon dan masih terulangnya kasus kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah,” sambungnya.

Usai salat gaib, aksi refleksi keprihatinan itu dilanjutkan dengan menyalakan “seribu lilin” di gerbang kampus. Secara bergantian mereka mengumandangkan doa lintas agama dan membacakan puisi refleksi. Doa lintas agama di bacakan bergantian oleh beberapa Unit Kerohanian Mahasiswa dari beberapa agama yang ada di Unej.

“Kami ingin menyatukan berbagai perbedaan yang ada, untuk merajut persatuan dan kesatuan bangsa. Karena itu adalah yang utama,” tutur mahasiswa Fakultas Teknik Unej ini.

Acara ini juga diselingi kritik dan harapan agar pemerintah bisa lebih bijak dengan tidak melanjutkan proses penyusunan beberapa regulasi hukum yang dianggap kontroversial. “Kami juga mengajak para mahasiswa untuk sadar dan peduli, bahwa negeri kita tidak sedang baik-baik saja,” terangnya.

BEM Unej juga mengkritik upaya pemerintah yang akan mengendalikan sikap kritis mahasiswa melalui kebijakan Menristek Dikti. “Demokrasi itu meniscayakan adanya kebebasan berpendapat dan berekspresi, sepanjang tidak merusak. Saya lihat sejauh ini ekspresi mahasiswa mengkritik pemerintah masih konstruktif,” tandasnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh