LAMONGAN, FaktualNews.co – Mohammad Ammam warga Desa Mertani Kecamatan Karanggeneng Kabupaten Lamongan tanpa sengaja menemukan perahu berbahan baja tanpa sambungan di dasar Sungai Bengawan Solo di desanya, pada Senin (7/10/2019).
Penemuan itu tentu saja menggemparkan warga. Selain unik karena terbuat dari baja, perahu itu berupa pelat baja utuh tanpa sambungan las atau perangkat lain.
Ukuran tiga perahu yang ditemukan tersebut bervariatif, panjang antara 4-5 meter dengan lebar sekitar 1,5 meter hingga 2 meter.
Menurut cerita yang berkembang di masyarakat setempat, pada zaman kolonial dulu, konon di sekitar lokasi tersebut menjadi salah satu ajang pertempuran.
Pascapenemuan itu beredar spekulasi tiga perahu tersebut merupakan sisa-sisa pertempuran yang diyakini pernah terjadi tersebut.
Dari mana sebenarnya muasal perahu baja itu? Pemerhati budaya Lamongan, Supriyo, mengatakan, dia juga mendapat informasi yang sama dari cerita tutur masyarakat seputar lokasi penemuan perahu berbahan baja di dasar Sungai Bengawan Solo tersebut.
“Diketahui kalau lokasi penemuan perahu baja ini pernah terjadi pertempuran ketika masa kolonial,” kata Supriyo. Selasa (8/10/2019)
Peristiwa itu, lanjut Priyo, adalah ketika tentara Belanda menembaki perahu di Sungai Bengawan Solo agar tidak dipakai oleh Jepang. “Ini adalah cerita tutur dari warga yang memang bukti sejarahnya belum didapatkan,” kata Supriyo.
Priyo juga telah melihat secara langsung penampakan perahu baja tersebut meski hanya sekilas karena masih terpendam lumpur. Dari pengamatan sekilas, dia menyimpulkan sambungan perahu itu memakai sistem keling.
“Dari ciri-ciri yang ada ini dan cerita tutur warga ini, hampir dimungkinkan perahu baja ini adalah perahu Belanda yang ada pada masa kolonial,” Aku Priyo.
Supriyo menegaskan, pihaknya meminta agar pihak-pihak terkait segera mengangkat perahu baja temuan warga ini agar bisa diketahui lebih jauh tentang sejarah dan teknologi yang dipakai.