FaktualNews.co

Ada Celana Anti Perkosaan di Museum Kesehatan Surabaya

Sosial Budaya     Dibaca : 2158 kali Penulis:
Ada Celana Anti Perkosaan di Museum Kesehatan Surabaya
FaktualNews.co/Dofir/
Celana Anti Perkosaan yang dipajang di Museum Kesehatan Surabaya.

SURABAYA, FaktualNews.co – Setelah terkenal dengan koleksi pengobatan alternatif yang menggunakan media jailangkung atau santet. Rupanya, Museum Kesehatan Dr Adhyatma di Jalan Indrapura nomor 17, Surabaya. Juga menyimpan koleksi unik lainnya.

Diantaranya, celana anti pemerkosaan yang khusus disediakan bagi kaum hawa. Namanya, celana anti perkosaan.

Ada dua jenis celana anti perkosaan yang dipajang di museum yang diresmikan Menteri Keasehatah Achmad Sujudi tahun 2004 lalu. Antara lain, celana anti perkosaan model kunci rahasia dan celana anti perkosaan model gembok.

Dua jenis celana anti pemerkosaan itu disimpan pada lemari kaca yang terletak di Sasana Flora dan Fauna, salah satu ruang museum.

Dalam keterangan yang terpasang di sana, menjelaskan tentang fungsi dan kegunaan masing-masing benda unik tersebut.

Celana anti perkosaan model kunci rahasia merupakan celana yang dipakai wanita dengan tujuan agar terhindar dari tindak asusila. Diilhami oleh koleksi celana emas yang ada di Museum Solo dan berasal dari Bandung. Pada bagian pinggang terdapat kunci yang cara membukanya menggunakan tiga digit kode rahasia.

Begitu pula dengan celana anti perkosaan model gembok, juga dibuat untuk mencegah tindak kejahatan asusila bagi perempuan. Bedanya, celana ini dilengkapi dengan gembok sebagai media pengamannya.

Kepala Museum Kesehatan Dr Adhyatma, Susetyo Eni Rahmawati, mengatakan koleksi yang ada di museum beraneka macam. Namun, tentu semua ada kaitannya dengan dunia kesehatan.

“Selain barang-barang atau benda-benda kesehatan yang bersejarah. Juga ada tentang sejarah kesehatan pada zaman dahulu sampai masa pertengahan,” jelasnya, Kamis (10/10/2019).

Termasuk, cara-cara penyembuhan dan pengobatan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia, turut pula menjadi bagian koleksi museum ini.

Tujuan benda-benda yang dikoleksi museum kembali dijelaskan perempuan yang biasa disapa Eni tersebut. Tak lain hanya untuk edukasi, riset serta rekreasi bagi masyarakat.

“Jadi di museum kami ini tidak semata-mata mengkoleksi santet seperti yang dikenal masyarakat selama ini,” lanjutnya.

Berdasar kunjungan media ini. Untuk bisa melihat koleksi museum, masyarakat cukup membayar tiket masuk seharga Rp1.500 per orang.

Pengunjung pertama-tama masuk melalui pintu utama atau nomor satu. Begitu masuk, kita disuguhkan aneka rupa dokumentasi kegiatan para tokoh kesehatan. Baik berupa jepretan foto, maupun lukisan.

Kemudian, di ruangan berikutnya, ada sejumlah koleksi alat-alat kesehatan pada zamannya. Mulai dari alat pencuci darah hingga alat yang dipakai para dokter dalam melakukan operasi mata.

Tak hanya itu, pengunjung pun berakhir pada ruang yang khusus dipakai untuk mengkoleksi aneka rupa tanaman obat. Di ruangan inilah, Celana Anti Perkosaan berada.

 

 

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin