FaktualNews.co

Lewat WMS, Cara Pemkab Sumenep Tekan Pengangguran

Peristiwa     Dibaca : 806 kali Penulis:
Lewat WMS, Cara Pemkab Sumenep Tekan Pengangguran
FaktualNews.co/Dofir/
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Sumenep, Fajar Rahman.

SUMENEP, FaktualNews.co – Upaya Pemkab Sumenep, Madura, Jawa Timur, untuk mencetak 5.000 wirausaha muda terus dilakukan setiap tahunnya secara bertahap. Hal itu sebagai cara untuk memfasilitasi para pencari kerja.

Program unggulan Bupati dan Wakil Bupati Sumenep, A. Busyro Karim dan Achmad Fauzi ini, diyakini Dinas Koperasi dan Usaha Mikro setempat sebagai leading sector. Demikian itu, akan mampu menekan angka pengangguran di ujung timur pulau Madura.

“Sejauh ini, animo masyarakat cukup besar. Bahkan mereka yang tidak memenuhi syarat secara usia, datang juga untuk belajar, kita welcome. Hanya saja mereka tidak masuk dalam daftar WMS,” terang Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Sumenep, Fajar Rahman, Rabu (9/10/2019).

Fajar mengurai, cikal bakal lahirnya Wirausaha Muda Sumenep (WMS) di bawah kendali Pusat Inkubator Wirausaha Muda STKIP (PIWS) PGRI Sumenep. Sebagai wadah untuk mewujudkan program prioritas Bupati – Wakil Bupati.

“Embrio wirausaha muda itu dilakukan di 8 OPD, diantaranya Diskop, Disperindag, Disnaker, BPMPKB, Dinas Perikanan, Dinas Pertanian, termasuk beberapa OPD terkait dilakukan pelatihan yang berjumlah 1000 peserta dalam 1 tahun, yang diswakelolakan ke PIWS,” bebernya.

Dalam perjalanannya, karena pelaksanaan dan bantuan alatnya tersebar di beberapa instansi, lanjut mantan Kepala Satpol PP ini. Kemudian dievaluasi sehingga lahirlah terobosan untuk disentralkan di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro.

Tahun 2016 itu, katanya, bantuan yang diberikan lewat masing masing OPD kepada peserta banyak disalah fungsikan. Bahkan sebagian ada yang sampai dijual. Tahun 2017 nya, lahirlan solusi untuk disatukan di Diskop. Kendati panitia di dalamnya adalah gabungan dari delapan  OPD tersebut.

“Anggaran ini kan bersifat swakelola, maka kita kerjasama dengan PIWS sebagai pelaksana,” imbuh Fajar Rahman.

Kemudian, di tahun 2018, format sedikit dirubah dengan cara memusatkan pelatihan dan pemberian bantuan alat langsung di sentra produksi.

“Di tahun 2018 ini, para alumni wurausaha kita satukan di sentra, mereka belajar bersama dan memproduksi bersama. Semisal yang bergerak di catering, jadi dikelola dan belajar bersama sama, termasuk pola managementnya. Yang belajar menjahit, konfeksi dan lainnya. Hasilnya dibagi bersama, kami tidak ikut campur,” kata dia.

Sebagai komitmen pemerintah dalam memberdayakan para lulusan wirausaha muda. Pihaknya mengaku telah berupaya memberikan jalan untuk membantu manakala terdapat kendala dalam menjalankan usahanya.

“Bagi mereka yang sudah paham dan ingin mandiri, kita persilahkan. Bahkan kita fasilitasi jika terdapat kendala semisal kurang peralatan, kita akan carikan bantuan di dinas dinas terkait, mereka tidak akan kami tinggal,” tegasnya.

Untuk tahun ini, tidak ada bantuan alat, karena saat ini langsung ke sentra. Namun, jika di tahun 2020 dibutuhkan, Fajar memastikan akan memprogramkan kembali pemberian bantuan.

“Mereka kan sudah berbentuk kelompok, dan ini sudah embrio untuk membentuk koperasi, karena target kita kan ke sana,” sebutnya.

Fajar menambahkan, berjalannya WMS beberapa tahun ini, cukup mendapatkan sambutan luar biasa dari masyarakat. Bahkan ada beberapa orang yang tidak memenuhi syarat usia pun berbondong bondong meminta agar diberikan kesempatan belajar juga.

“Yang bisa ikut program wirausaha muda kan usia 16 – 36 tahun. Ada yang umurnya di atas itu ingin ikut juga, secara persyaratan tidak masuk, namun kita persilahkan. Kita kasih ilmunya, tapi jangan berharap masuk dalam daftar. Ini cara kami memberdayakan mereka,” tukasnya.

 

 

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin