FaktualNews.co

Harga Tembakau Kasturi di Jember Anjlok, Petani Bersambat ke DPRD

Pertanian     Dibaca : 1968 kali Penulis:
Harga Tembakau Kasturi di Jember Anjlok, Petani Bersambat ke DPRD
FaktualNews.co/Muhammad Hatta
Salah satu petani tembakau di Jember.

JEMBER, FaktualNews.co – Anjloknya harga tembakau jenis Voor Oogst (VO) atau Kasturi di Kabupaten Jember dikeluhkan oleh petani. Bukan hanya soal harga, mereka juga mengeluhkan pihak pabrik yang tutup dan tidak membeli hasil panen tembakau tersebut.

Ditemui usai menyampaikan keluhannya ke Komisi B DPRD Jember, Ketua Kelompok Tani Kasturi Jember Abdurrahman menyatakan, saat ini harga yang anjlok di tingkat petani itu, untuk tembakau yang setengah kering.

“Untuk bulan kemarin, untuk daun tembakau paling bawah, yang daunnya hijau setengah kering itu harganya Rp 1,8 juta per kuintal. Nah sekarang untuk yang tembakau kepala itu harganya hanya sampai Rp 1.350.000 (per kuintal),” ungkap Abdurrahman kepada wartawan, Jumat (11/10/2019).

Kondisi tersebut, kata petani tembakau asal Pakusari, Jember ini, dinilai merugikan petani. “Padahal seharusnya harga semakin ke atas itu (bagian atas tembakau) semakin tinggi. Tapi kondisi ini anjlok. Sejak 15 hari belakangan ini anjloknya harga ini,” jelasnya.

Selain itu, kondisi petani bertambah memprihatinkan setelah pabrik rokok atau gudang pembelian tembakau enggan untuk membeli hasil panen petani. “Memang sih untuk yang sesuai dengan kriteria di pabrik itu, yakni kering memenuhi syarat harganya lumayan. Tapi harga di petani yang tidak bisa dikirim ke pabrik ini anjlok,” ungkapnya.

Terkait keluhan itu Wakil Ketua Komisi B DPRD Jember Ikbal Wildan Fardana mengatakan, pihaknya akan mendorong optimalisasi Komisi Urusan Tembakau Jember (KUTJ).

“Karena hal ini untuk menjawab keluhan dari para petani ini. Dimana dari KUTJ ini akan memberikan informasi terkait harga, cuaca yang juga menjadi keluhan petani,” kata Ikbal di ruang Komisi B DPRD Jember, Jumat (11/10/2019)

Menurut Ikbal, KUTJ nantinya akan memberikan informasi terkait dengan harga, cuaca, yang juga menjadi keluhan karena kondisinya yang tidak menentu. Karena cuaca kemarau seperti saat ini sangat berpengaruh terhadap kualitas tembakau dan harga jualnya.

“Selain itu, mindset untuk menanam tembakau selalu menguntungkan, juga harus dirubah. Karena kondisi isu dunia yang berkembang tentang bahaya rokok, ataupun soal tata cara pertanian tembakau, juga harus disesuaikan dan menjadi pertimbangan lain. Sehingga ada alternatif, jika misalnya melakukan pertanian, selain tembakau,” ujarnya menambahkan.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Muhammad Sholeh