Empati Terhadap Korban Wamena, Ini yang Dilakukan Kapolres Trenggalek
TRENGGALEK,FaktualNews.co – Dampak dari kerusuhan yang terjadi di Wamena Papua, warga asal Trenggalek, yang sebelumnya berdomisili disana, memilih kembali ke Trenggalek.
Sesuai data, pengungsi warga asal Trenggalek yang sudah tiba, pada gelombang satu sampai empat, tercatat sebanyak sembilan KK dan sebanyak 24 orang.
Kepulangan para pengungsi dari Wamena ke Trenggalek ini, otomatis sangat membutuhkan kepedulian baik dari Pemkab maupun semua pihak.
Sebab beberapa rumah dan tempat usaha serta harta benda mereka yang berada di Wanena habis terbakar, akibat dari kerusuhan di wilayah tersebut.
Dalam hal ini, sebagai wujud empati, Kapolres Trenggalek, AKBP Jean Calvijn Simanjuntak, langsung merespon dan berinisiatif untuk bertemu dengan para korban kerusuhan di Wamena yang telah sudah berada di Trenggalek.
Dan agenda berlangsung di salah satu rumah makan di kecamatan Tugu, Trenggalek, dikemas dengan ‘Cangkrukan Kamtibmas Kapolres Trenggalek bersama warga Trenggalek domisili Papua.’ Sekaligus memberikan bantuan kepada para korban dampak kerusuhan.
“Kami dari Tiga Pilar, tadi mengundang sembilan KK sebanyak 24 orang pengungsi dampak kerusuhan di Wamena. Tujuannya untuk memberikan motivasi terhadap mereka,” ungkap Kapolres Trenggalek, AKBP Jean Calvijn Simanjuntak, Sabtu (12/10/2019).
Disampaikan Calvijn, pertemuannya dengan para pengungsi dari Wanena tersebut, guna mengetahui apa yang menjadi keinginan dan masukan serta solusi yang perlu dilakukan.
“Dari pertemuan ini tadi sebagai sasaran kami yang pertama ingin kembali memotivasi mereka. Karena dari 24 pengungsi ini, enam diantaranya balita, sisanya dewasa yang terdiri dari 13 laki-laki dan 5 perempuan,” jelasnya.
Tentunya, lanjut Calvijn, ini akan menjadi pekerjaan rumah. Langkah yang pertama memotivasi, agar mereka tidak terlalu lama masa trauma healing. Kemudian kesehatan, pendidikan serta kebutuhan pangan dan sandang mereka.
“Tadi sempat disampaikan mereka, ada dua orang anak yang ingin melanjutkan sekolah di dua tempat. Satu di SD Trenggalek dan satunya di Tulungagung. Dan ini sudah kami komunikasikan semoga bisa masuk sesuai apa yang diharapkan,” terangnya.
Ditambahkan Calvijn, setelah gelombang satu sampai empat dengan jumlah 24 orang pengungsi. Selanjutnya akan ada gelombang ke lima sekitar tujuh orang dan kemudian berkelanjutan.
“Tentunya dari 24 orang pengungsi ini telah dilakukan penanganan, termasuk cek kesehatan. Dan alhasil semua dinyatakan aman,” pungkasnya.