Peristiwa

Tiani Perawan Renta, 3 Tahun Hidup Dengan Perut Semakin Membesar

JEMBER, FaktualNews.co – Tiani (74) seorang perawan tua asal Desa Curah Kalong, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur sudah tiga tahun perutnya membesar. Karena terbatasnya informasi lantaran selama ini dia takut ‘dengan jarum suntik’, hingga sekarang tidak diketahui apa penyakitnya.

Dengan kondisi tersebut, Tiani pun hanya dirawat semampunya oleh Turia (77) kakak perempuannya. Namun karena keterbatasan ekonomi, kedua nenek-nenek ini hanya hidup seadanya. Dari uluran tangan masyarakat sekitar dan dibantu oleh putra dari Turia, Misru (59) mereka dapat bertahan hidup hingga saat ini.

“Ibu saya dengan Nenek Tiani hanya hidup berdua. Setelah bapak saya meninggal, mereka hidup saling membantu. Nenek Tiani sendiri sakit perutnya besar itu, banyak yang menduga itu tumor. Tapi tidak bisa kami pastikan, karena memang belum pernah periksa,” kata Misru kepada wartawan, Sabtu (12/10/2019).

Misru mengatakan, hingga saat ini tidak diketahui mengapa pertu Tiani terus membesar. Tiani selama ini tidak mau diperiksa.

“Takut sama jarum. Tapi memang kita sudah sering memaksa. Bahkan minta tolong ke Pak Kasun, tapi tidak pernah diperhatikan. Padahal kita keluarga berharap, dari Puskesmas datang untuk membujuk agar mau periksa,” sambung anak tunggal dari Turia itu.

Rumah yang dihuni Tiani dan Turian hanya terbuat dari gedek tanpa jendela. Atapnya bocor dan berlantai tanah. Satu-satunya barang mewah milik mereka adalah alas tidurnya. Sebuah kasur bekas, usang pun pemberian orang.

“Alasnya masih tanah, dan kalau malam dingin hawanya. Kalau hujan juga bocor. Untuk daput ya seperti itu di desa mas, tapi ini lebih parah tidak layak,” terang Misru.

Dengan kondisi perut yang makin membesar, Tiani pun tidak mampu berbuat apa-apa. Sehari-hari, untuk bisa berjalan saja dia harus dituntun. Dari waktu ke waktu yang bisa dia lakukan hanya berbaring di kamar tidur.

Untuk buang hajat pun, Tiani harus dibantu. Ketika sedang tidak ada yang membantu, terpaksa Tiani buang hajat di pembaringannya.

“Kami berharap ada perhatian dan setidaknya bisa membujuk Nenek Tiani agar mau diperiksa penyakitnya, agar juga bisa diobati,” tuturnya.

Derita nenek Tiani dan Turia ini terungkap ke media setelah dikunjungi oleh Komunitas Generasi Baru Indonesia (Komunitas GenBI).

Kordinator Komunitas GenBI, Dandy Ardiansyah, mengatakan, menyaksikan kondisi dua nenek renta yang seperti itu, komunitas GenBI melaui program kerja koin sosial merasa terpanggil untuk membantunya.

Dalam kesempatan kunjungan mereka, komunitas GenBI memberikan bantuan berupa kasur, sembako, beberapa alat dapur, dan uang tunai.

“Semoga dari pemberian ini bisa memberikan kenyamanan dan sedikit mengurangi bebannya nenek Tiani,” harap Dandy.