FaktualNews.co

Kabut Asap Selimuti Palembang, BMKG: Terekstrem Selama Karhutla

Nasional     Dibaca : 777 kali Penulis:
Kabut Asap Selimuti Palembang, BMKG: Terekstrem Selama Karhutla
FaktualNews.co/istimewa
Kebakaran hutan.

PALEMBANG, FaktualNews.co – Kabut asap sisa kebakaran lahan menyelimuti Kota Palembang dan sekitarnya Senin (14/10/2019) pagi ini. Terkait itu, BMKG  menyebutnya kabut asap tersebut terekstrem di tahun 2019.

Menurut catatan BMKG di Stasiun SMB II Palembang, angin permukaan umumnya dari arah Timur-Tenggara. Kecepatan 5-20 Knot (9-37 Km/Jam) mengakibatkan potensi masuknya asap akibat Karhutla ke wilayah Palembang dan sekitarnya.

Sementara berdasarkan sumber LAPAN pada 14 Oktober tercatat beberapa titik panas di wilayah sebelah Tenggara Kota Palembang dengan tingkat kepercayaan di atas 80%. Hal ini berkontribusi asap ke wilayah Palembang, yakni pada wilayah Banyuasin, Pampangan, Tulung Selapan, Pedamaran, Pemulutan, Cengal hingga Pematang Panggang dan Mesuji.

Sementara untuk total titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 80%, di Bumi Sriwijaya sebanyak 260 titik. Titik panas terbanyak pada wilayah Ogan Komering Ilir 139 titik panas dan Banyuasin 67 titik panas.

“Kondisi ini menjadikan kondisi terekstrem selama berlangsungnya Karhutla dengan indikasi kuantitas dan jarak pandang yang terjadi,” kata Kasi Observasi dan Informasi BMKG stasiun SMB II Palembang, Bambang Beni dalam keterangan tertulis,Senin (14/10/2019).

Bambang menyebut jika intensitas asap umumnya meningkat pada pagi hari pukul 04.00-08.00 WIB dan sore hari pukul 16.00-20.00 WIB dikarenakan labilitas udara yang stabil pada waktu-waktu tersebut.

Fenomena asap sendiri diindikasikan dengan kelembapan yang rendah dengan partikel-partikel kering di udara, mengurangi jarak pandang, beraroma khas, perih di mata, mengganggu pernafasan dan matahari terlihat berwarna oranye atau merah pada pagi atau sore hari.

Hal ini berpotensi memburuk jika adanya campuran kelembapan yang tinggi sehingga membentuk fenomena kabut asap yang umumnya terjadi pada pagi hari.

Terkait jarak jarak pandang, tercatat pagi ini jarak pandang terendah berkisar antara 50-150 meter dari pukul 06.30-08.30 WIB dengan kelembapan pada saat itu 95-96% dengan keadaan cuaca Asap.

Bahkan akibat kabut asap, tercatat pula ada delapan penerbangan di Bandara Palembang mengalami delay (tertunda). Tertundanya penerbangan ini pun sudah terjadi beberapa kali sejak kabut asap.

Meskipun kabut asap tebal dan ekstrem, BMKG memprediksi akan terjadi hujan di wilayah Sumatera Selatan bagian barat-utara seperti Musi Rawas, Lubuklinggau, Muba, Lahat dan Muaraenim pada 17-18 Oktober mendatang.

Sedangkan secara lokal, kondisi hujan akibat faktor lokal akan tetap berpotensi di wilayah bagian barat Sumatera Selatan dikarenakan kelembapan udara lapisan atas cukup memadai untuk pertumbuhan awan. Biasanya hujan yang terjadi berlangsung sebentar, sporadis dan berpotensi petir disertai angin kencang.

“BMKG Sumsel menghimbau kepada masyarakat untuk senantiasa menggunakan masker dan berhati-hati saat bertransportasi pada pagi hari pukul 04.00-08.00 WIB dan sore hari pukul 16.00-20.00 WIB. Hal ini seiring potensi peningkatan partikel udara kering di udara dan menurunnya jarak pandang,”pungkas Bambang.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin
Sumber
detik.com