JEMBER, FaktualNews.co – Lima aktivis PMII Jember dilaporkan terluka saat aksi dorong antara mahasiswa dan polisi di depan Gedung Pemkab Jember, Selasa siang (15/10/2019).
Aksi mahasiswa itu memanas karena setelah menunggu lebih dari satu jam, mereka tidak juga ditemui oleh Bupati Jember, Faida.
Mahasiswa pun mulai beringas dan memaksa masuk ke dalam gedung Pemkab Jember untuk menemui bupati. Mereka jengkel karena beberapa kali melakukan aksi yang sama, bupati selalu terkesan menghindar dan dinilai enggan menemui mahasiswa.
“Karena bupati tidak segera menemui kita, saya intruksikan untuk kita maju. Satu langkah ke depan. Maju!” kata salah seorang korlap aksi.
Akibatnya terjadi aksi saling dorong. Kericuhan tidak terbendung. Pagar Gedung Pemkab Jember roboh dan melukai 5 orang mahasiswa.
Tidak lama setelah itu, Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal datang menenangkan massa. Perwakilan mahasiswa pun diajak ke dalam gedung Pemkab Jember untuk diajak berdiskusi. Giliran Kapolres menelpon bupati, berkali-kali teleponnya tidak diangkat.
“Kapasitas saya adalah menemui adik-adik dan monggo disampaikan kepada kami, saya Asisten 1 (bagian pemerintahan) dan Pak Bambang dari Bakesbangpol,” ujar Moh. Djamil membuka diskusi di ruang tamu Gedung Pemkab Jember.
Dalam pertemuan tersebut, 6 orang perwakilan mahasiswa hadir dalam pertemuan tersebut. Namun mereka tetap menuntut untuk menemui Bupati Jember Faida.
“Kami sudah terlalu lama menunggu pak, kami hari ini ingin ditemui bupati. Dulu tidak ditemui, sekarang jangan sampai tidak ditemui,” ujar Roni salah seorang mahasiswa.
Perwakilan mahasiswa masih tetap ngotot untuk menemui Bupati Jember Faida. “Tetapi sesuai perintah pimpinan melalui Sekretaris Pemkab, kami menerima aspirasi dan menemui adik-adik. Tapi untuk kewenangan, dan apakah aspirasi itu diterima, itu menjadi domain bupati. Saya hanya menjalankan tugas,” ujar Djamil kembali menjawab pernyataan mahasiswa.