Keringnya Sungai Bengawan Solo, Jadi Wisata Baru di Lamongan
LAMONGAN, FaktualNews.co – “Bengawan Solo Riwayatmu ini, sedari dulu jadi perhatian insani. Musim kemarau tak seberapa airmu, di musim hujan air meluap sampai jauh”.
Begitulah sepenggal lirik lagu yang ditulis seniman legendaris Gesang yang menggambarkan pentingnya sungai tersebut bagi urat nadi pertanian di sepanjang jalur yang dilaluinya.
Sejak surutnya sungai Bengawan Solo hingga mengering kali pertama dalam sejarah. Hal itu malah menjadi wisata dadakan bagi masyarakat sekitar, seperti di Dusun Poncol, Desa Sugiwaras, Kecamatan Kalitengah, Lamongan.
Mulai sore hari hingga menjelang malam, masyarakat sekitar ingin melihat. Dan tampak anak-anak bermain bola di sungai yang aliran airnya hanya menggenangi sebagian Bengawan.
Salah satu pengunjung mengatakan, kejadian langka dan baru pertama dalam sejarah ini membikin penasaran warga. Air yang hanya menggenangi sebagian Bengawan, dijadikan atraksi motor offroad.
“Baru kali ini aliran Sungai Bengawan Solo berhenti mengalir, hingga dasar sungai yang kering ini cocok untuk atraksi motor offroad,” kata Mahrus yang mengendarai motor bebek 125 cc, Minggu (20/10/2019).
Tampak pula di dasar sungai, perahu tambang yang biasanya digunakan buat menyeberang, terbengkalai dan hanya meninggalkan sisa-sisa di dalam kubangan meski ada air yang mengecil.
Hal yang sama juga dituturkan Zaenuri, yang jauh-jauh datang dari Lamongan kota. Karena penasaran ingin melihat, dia pun mengabadikan peristiwa keringannya sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut.
“Saya datang bersama teman untuk melihat fenomena alam langka, yang selama puluhan tahun baru kali ada,” ungkapnya.
Banyak wisatawan yang mengabadikan keringnya sunga Bengawan Solo dengan berspot selfie dan menikmati tenggelamnya matahari dari dasar sungai Bengawan Solo.
Untuk diketahui, sungai Bengawan Solo memiliki panjang sekitar 548,53 km dan mengaliri 17 kabupaten dan kota yang bersentuhan langsung dengan aliran.
