FaktualNews.co

Pemkot Blitar, Gelar Diskusi Kupas Fenomena Intoleransi dan Radikalisme

Advertorial     Dibaca : 993 kali Penulis:
Pemkot Blitar, Gelar Diskusi Kupas Fenomena Intoleransi dan Radikalisme
FaktualNews.co/Meidian/
Plt Walikota Blitar, Santoso saat membuka diskusi mengupas fenomena intoleransi dan radikalisme.

BLITAR, FaktualNews.co – Pemerintah Kota Blitar,  menggelar diskusi ‘Mengupas Fenomena Intoleransi dan Radikalisme’ Kamis (24/10/2019). Dalam diskusi tersebut dikupas lengkap permasalahan strategi serta pola-pola pencegahan dan penanggulangannya.

Diikuti sekitar seratus peserta dari elemen tokoh agama, organisasi keagamaan, mahasiswa, akademisi, guru, ASN, jurnalis, takmir masjid serta pondok pesantren.

Sebagai narasumber KH Syafruddin Syarif dari PWNU Jawa Timur, Kementerian Agama Kota Blitar, Kanzul Fatoni, Kasat Intel Polres Blitar, dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Blitar.

Plt Walikota Blitar, Santoso yang hadir dalam kegiatan ini menyampaikan, jika Pemkot Blitar berusaha keras dalam menghilangkan paham radikalisme. Sebab Kota Blitar,  merupakan Kota Proklamator, Bung Karno pendiri bangsa pernah tinggal di Blitar, yang seharusnya paham radikalisme tidak ada Blitar.

Santoso mengaku sangat mengapresiasi apresiasi KH Syafrudin dari PWNU Jawa Timur, yang membantu memberi pemahaman tentang radikalisme.

“Kita pahamkan dulu masyarakat kita terutama pemuda mahasiswa dan pelajar apa itu radikalisme. Setelah paham baru sama-sama mencegahnya agar tidak berkembang,” kata Santoso.

Selepas acara ini, Santoso berharap agar masyarakat tidak mudah tersusupi paham radikalisme. Apalagi ditengah pesatnya teknologi informasi melalui internet perlu diwaspadai konten-kontennya.

Jika salah mempelajari konten di internet yang terjadi malah terjerumus. Dampaknya radikalisme dan intoleransi muncul di masyarakat.

“Hadir juga guru dan siswa. Kita ajak waspada salah satunya jangan mudah percaya mbah google dan youtube apalagi menggunakannya untuk belajar agama. Harus ada yang menuntun membimbing sehingga memperoleh kebenaran pelajaran yang dipelajari,” tutur Santoso. (*/hms)

 

 

 

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Nurul Yaqin