LAMONGAN, FaktualNews.co – Kapal Van der wijck yang tenggelam di perairan Laut Jawa, tepatnya di wilayah Brondong Kabupaten Lamongan, menginspirasi Ahmad Dicky Muhaimin dan Rifky Hamdan Fatoni dan mengantar keduanya menjadi juara dalam Creative Cussiness Competition (CBC) 2019 tingkat nasional di Surabaya untuk kategori Bussiness Model beberapa waktu yang lalu.
Karya dua pelajar SMAN 1 Sekaran Kabupaten Lamongan berupa miniatur kapal Van der Wijck berhasil menyisihkan karya peserta lain dan mengukuhkan keduanya menjadi juara dua dalam ajang bergengsi itu.
“Awal ide ini muncul karena kami ingin menggali sejarah Lamongan. Salah satu sejarah dan peristiwa tersebut adalah tenggelamnya kapal Van der Wijck yang hingga saat ini monumennya pun masih berdiri tegak di Kecamatan Brondong,” kata Ahmad Dicky Muhaimin, Jumat (25/10/2019).
Dicky mengaku, banyak pihak sudah melupakan peristiwa tenggelamnya kapal Van der Wijck itu. Padahal, pemerintah Hindia Belanda waktu itu mendirikan monumen tenggelamnya kapal ini di Brondong sebagai ungkapan terima kasih atas bantuan warga Brondong yang telah membantu menyelamatkan penumpang kapal.
“Melalui miniatur kapal van der wijck ini kami ingin menjadikannya sebagai cinderamata khas Lamongan,” jelasnya.
Dicky menuturkan, proses pembuatan miniatur kapal Van der Wijck itu tidak rumit dan bahannya pun juga mudah didapat. Dua pelajar itu memanfaatkan benda-benda yang banyak tersedia di sekitar mereka seperti bambu dan limbah mebel. Limbah mebel yang dimaksud seperti potongan-potongan kayu kecil yang biasanya tak terpakai dan dibuang oleh pengusaha mebel.
Dari bambu dan kayu sisa mebel, mereka berdua kemudian merangkainya menjadi sebuah miniatur kapal Van der Wijck yang cantik. Proses akhir, mereka menggunakan cat dan vernis untuk mempercantik kapal. “Bambu sangat mudah didapat karena memang daerah saya banyak bambu,” tutur Dicky Muhaimin.
Berkat keuletan dan kreativitasnya mereka pun berhasil menyabet juara 2 dalam lomba Creative Bussiness Competition (CBC) Bussiness Model Canvas 2019 tingkat nasional yang diadakan oleh Universitas Negeri Surabaya beberapa waktu lalu.
Dicky juga mengaku, banyak teman dan tetangganya yang tertarik untuk membeli miniatur kapal Van der Wijck karyanya untuk dijadikan cendera mata. “Ingin mengembangkan miniatur kapal Van der Wijck ini sehingga bisa menjadi cinderamata khas Lamongan, sekaligus sambil mengenalkan peristiwa sejarah di Lamongan,” ungkap Dicky.
Sementara, guru pembina du siswa berprestasi itu, Mufadliyah, mengaku bangga dengan kreasi dan prestasi kedua anak didiknya itu.
Ia menegaskan ke depan pihaknya akan berusaha menjembatani kreasi pelajar ini untuk lebih baik lagi. “Kami akan berusaha menjembatani bakat dan minat siswa agar lebih baik lagi ke depannya,” harapnya.