FaktualNews.co

Spanduk Bertulis Penolakan Faham Syiah, Terpasang di Sumberasih Probolinggo

Peristiwa     Dibaca : 1664 kali Penulis:
Spanduk Bertulis Penolakan Faham Syiah, Terpasang di Sumberasih Probolinggo
FaktualNews.co/Mojo
Baliho bertulis penolakan terpasang di dekat rumah pimpinan syiah, Hasan Fadli.

PROBOLINGGO, FaktualNews.co – Warga Desa Jangur, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, meminta syiah menghentikan aktitivitas. Jika tidak, warga tak segan-segan akan mengusir pimpinan syiah yang berdomisili di desanya.

Sebagai langkah awal, warga memasang baliho atau banner di sejumlah lokasi strategis. Isinya, menolak keras faham yang dianggapnya bertentangan dengan faham yang selama ini sudah terbangun di tengah-tengah masyarakat tersebut.

Ada lima baliho yang dibentangkan warga diantaranya di depan masjid setempat, pertigaan dan di depan rumah Hasan Fadli, yang diketahui pembawa faham syiah di desa setempat. Marzuki Zarkasih, salah satu warga membenarkan, dirinya bersama warga yang memasang spanduk penolakan tersebut.

Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk perwujudan dari rapat bersama sebelumnya antara MWC NU, MUI, Koramil dan Kapolsek serta kecamatan (Muspika). Mengingat, MUI Jawa Timur di 2012, telah mengeluarkan fatwa yang isinya, faham syiah sesat dan menyesatkan.

“Kami khawatir kalau ini dibiarkan dan lama tinggal di sini, anak cucu kita nanti menjadi penganut fahan syiah. Kalau pak Hasan Fadli itu sudah lama tinggal di sini. Sudah tahunan. Tapi aktivitas syiahnya, baru 2 sampai 3 bulanan,” ujarnya, Kamis (24/10/2019) siang di kantor desa setempat.

Kekhawatiran warga, menurut Marzuki wajar dan dapat diterima, sebab Hasan Fadli yang memiliki usaha distributor gas elpiji, sering melakukan kegiatan. Seperti santunan anak yatim dan pemberian buku yang memang takkiyah kepada Sunnah Waljamaah.

“Kalau kegiatan tahunan peringatan karbala yang diselipi santunan kepada anak yatim,” tandasnya.

Pengajar di MI Islamiayah Muneng tersebut berterus terang, kalau ada beberapa warga yang telah menerima buku tentang faham Syiah. Upaya tersebut dilakukan kaum syiah agar masyarakat tertarik dengan syiah. Jika ajarannya sudah masuk, dan mereka tertarik maka akan didoktrin.

“Saya rasa taktik seperti itu, tidak hanya di sini. Saya lihat kok bukunya. Memang warga sini ada yang menerima. Memang tidak banyak warga yang diberi. Tapi ini kan membahayakan aqidah yang sudah tertanam,” tambahnya.

Agar faham syiah belum menyebar ke seluruh warga, Marzuki meminta, pemimpin syiah harus hengkang dari desanya. Tak hanya itu, kegiatan usaha Hasan Fadli sebagai distributor elpiji 3 kiloan, juga ditutup. “Ya tidak ada target. Tapi sesegera mungkin. Khawatir emosi warga
tersulut,” pungkasnya.

Terpisah, Edi salah satu tokoh masyarakat sekaligus tokoh agama, membantah kalau dirinya sudah terpengaruh faham syiah dan dituding telah ikut kaum syiah. Meski dituding seperti itu, ia tidak marah, apalagi memberontak. Sebab, tuduhan masyarakat wajar dan masuk akal. Mengingat, dirinya kenal dan pernah bersama dengan Hasan Fadli.

Apalagi, ia dan ketua ranting NU pernah berbicara dalam sebuah acara dengan mengatakan, kalau agama Islam itu, fahamnya sama. Pernyataan seperti itu oleh masyarakat ditanggapi, kalau dirinya dan ketua ranting NU, Syiah.

“Sudah saya jelaskan dan saya sudah meminta maaf atas pernyataan tersebut. Saya berani sumpah, meski badan saya dicerai berai, saya bukan syiah,” katanya saat ditemui di rumahnya.

Saat ditanya kegiatan kaum syiah di desanya, Edi yang pernah menjabat Panwaslu Kabupaten Probolinggo mengatakan, tidak ada kegiatan yang bertentangan dengan faham warga. Yakni, santunan atau pemberian sembako kepada warga.

“Kalau kegiatan lain di dalam rumah Hasan Fadli, saya tidak tahu,” katanya.

Saat hendak dikonfirmasi, Hasan Fadli yang dikabarkan orang yang membawa syiah ke Desa Jangur, tidak ada di rumah. Beberapa warga termasuk Marzuki Zarkasih, Edi dan seseorang yang masuk ke rumah Hasan fadli, mengangkut gas elpiji mengatakan, seperti itu.

Bahkan, warga yang berjualan es dan kue di depan ruko milih Hasan Fadli mengatakan, kalau pemilik rumah sedang umroh.

Tak hanya umroh, Hasan Fadli menurut bapak yang kelahiran Sukapura tersebut, berkunjung ke beberapa negara usai melaksanakan umroh.

“Nggak ada orangnya, umroh dan keliling di beberapa negara. Nggak tahu kapan pulang. Saya ini yang jaga rumah dan gudang serta ruko pak Hasan Fadli. Beliau sudah 9 tahun tinggal di sini. Kalau ditanya soal kegiatan di dalam, saya tidak tahu. Kan saya ada di luar,” katanya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Arief Anas