Mobil sehat di Pamekasan.
PAMEKASAN, FaktualNews.co – Masyarakat Pamekasan menilai pemberian mobil sehat untuk desa yang ada di Kabupaten Pamekasan sebagai program paksaan Bupati Pamekasan, Baddrut Tamam. Sebab, tak sedikit desa di Pamekasan sudah memiliki mobil pelayanan.
“Program ini semestinya dilakukan pengkajian ulang. Karena sudah banyak desa di Pamekasan sudah punya mobil pelayanan,” kata Kholis warga Palengaan, Pamekasan. Kamis, (31/10/2019).
Pengkajian ulang terhadap anggaran mobil sehat untuk desa itu bukan tanpa alasan. Sebab, hal itu untuk menghindari terbenturnya dengan anggaran dana desa.
Kholis menyebut, tidak sedikit kades yang menganggarkan mobil pelayanan sehat dengan menggunakan dana desa. Sehingga tidak ada penggunaan anggaran yang simpang siur dan jelas alokasinya.
“Kami melihat ini progam upaya pemaksaan Pemkab Pamekasan untuk mencapai program bupati yang selalu dikritisi masyarakat,” ujar pembina komunitas Watowah Ajem Palengaan Laok Palengaan Pamekasan itu.
Tidak hanya itu, lanjutnya, jika progam tersebut terealisasi. Ia khawatir mobil yang sudah ada di desa berubah fungsi menjadi mobil pribadi milik Kades. Padahal mobil tersebut merupakan mobil pelayanan milik masyarakat.
“Bisa saja mobil yang sudah ada di desa, berubah fungsi menjadi mobil pribadi. Sebab, desa tidak hanya memiliki satu atau dua mobil,” ujarnya.
Kholis meminta agar Pemkab Pamekasan tidak hanya memberikan mobil sehat secara cuma-cuma. Jika untuk pelayanan kesehatan harus murni gratis untuk pasien dan masyarakat.
“Operasional juga harus jelas. Mulai dari BBm dan uang sopir. Sehingga tidak ada lagi pasien harus beli besin,” tandasnya.
Sebelumnya, Pemkab Pamekasan akan merealisasikan satu mobil sehat untuk 178 desa di 13 kecamatan di Pamekasan. Melalui BKD Pamekasan akan memberikannya uang untuk desa sebesar Rp 200 juta setiap desa.
Untuk pemberian mobil sehat tersebut Pemkab Pamekasan, mengganggarkan sekitar Rp 35,6 miliar yang bersumber dari APBD murni. Realisasi anggaran itu akan dilaksanakan pada tahun ini.
