Warga Terdampak Kekeringan di Trenggalek, Dibantu Air Bersih
TRENGGALEK, FaktualNews.co – Bencana kekeringan yang melanda Kabupaten Trenggalek kian meluas. Sesuai data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Trenggalek, hingga kini tercatat sebanyak 60 desa di Trenggalek mengalami kekeringan.
Terkait itu, Ketua Tim penggerak PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini M.Nur Arifin membatu masyarakat terdampak kekeringan mendistribusikan air bersih di Desa Wonoanti, Kecamatan Gandusari, Trenggalek.
“Untuk Desa Wonoanti, ada empat dusun sebanyak 748 KK total 2.435 jiwa yang dilanda kekeringan akut. Kami telah suplai air bersih PDAM sebayak 24.000 liter,” ungkapnya, Jum’at (1/11/2019).
Disampaikan Novita, bantuan air bersih ke Desa Wonoanti tersebut merupakan iurannya dengan bupati (suami) dan tentunya bersama Pemkab Trenggalek.
“Semoga dengan pendistribusian air bersih yang kita berikan ini, bisa bermanfaat bagi warga yang terdampak kekeringan,” tuturnya.
Menurut Novita, iklim di Indonesia saat ini sedang labil. Namun, katanya, jika membahas iklim, sebenarnya kekeringan ini buka masalah iklim saja. Namun juga pola hidup masyarakatnya sendiri. Seperti boros air dan tidak memikirkan jangka panjang.
“Kalau kita sayang alam, maka alam akan menjaga kita. Seperti kacamata petani, kalau butuh air maka dibuat sumur bor dan disedot. Tapi tidak memikirkan efek samping dan secara teknis itu akan membahayakan akan terjadi kekeringan baru,” terangnya.
Masalah tersebut, lanjut Novita, yang harus di edukasikan dinas terkait agar tidak terjadi kekeringan. Dan yang paling efektif itu bukan cara ngebor. Namun lebih aman dengan menampung air hujan.
“Ini yang menjadi PR kita, sebab banyak masyarakat yang belum punya wadah atau tampungan air. Untuk itu Pemkab kedepan akan berupaya mempersiapkan wadah-wadah ini,” jelasnya.
Kepala Plt BPBD Trenggalek, Djoko Rusianto menuturkan, bencana kekeringan tahun ini yang melanda Kabupaten Trenggalek, menurutnya lebih parah dibanding dengan tahun kemarin.
“Bencana kekeringan di Kabupaten Trenggalek cukup parah. Kalau tahun kemarin tercatat 54 desa yang dilanda. Namun tahun ini memasuki bulan Nopember, tercatat sudah 60 desa se-kabupaten. Status kekeringan masih, dan berlaku hingga akhir bulan ini,” terangnya.
Dijelaskan Djoko, sejauh ini dana yang digunakan untuk menanggulangi bencana kekeringan diseluruh Kabupaten Trenggalek masih mencukupi. Dana tersebut diambilkan dari dana tak terduga dan Pemkab telah mencairkan Rp 1,2 miliar.
“Meski demikaian, solusi tetap kita pakai darurat dengan sistem lain metigasi juga kita lalukan. Termasuk penyadaran lewat sekolah-sekolah bentuk pena, sekolah peduli bencana. Yang jelas BPBD sudah berusaha semaksimal mungkin,” jelasnya.
Ditambahkan Djoko, pihaknya memperkirakan bencana kedepan yang bakal terjadi adalah bencana longsor. Sebab di musim kemarau rongga tanah sudah terlalu luas. Sehingg jika diguyur hujan yang pasti akan terjadi longsor.
Sementara Kepala Desa Wonoanti, Suyanto menjelaskan, kekeringan yang melanda di desanya itu terjadi sejak Agustus lalu. Pihaknya sangat mengharap bantuan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Menurutnya, untuk Desa Wonoanti terdiri dari 26 RT. Sedangkan yang terdampak kekeringan ada sekitar 748 KK dan total 2.435 jiwa. Hanya RT 07, 08, 24, 25 dan 26 yang tidak dilanda kekeringan.