Peristiwa

Jadi Streamer di Facebook Gaming, Pemuda di Jombang Ini Berpenghasilan Puluhan Juta Rupiah

JOMBANG, FaktualNews.co-Muhamad Aditya, pemuda asal Jombang, Jawa timur, berhasil meraup uang ratusan juta rupiah dari game online.

Pemuda lajang berusia 25 tahun itu telah dikontrak menjadi streamer oleh pihak Facebook gaming, mitra kerja kreator game dengan penghasilan puluhan juta rupiah per bulan.

Facebook kreator gaming merupakan suatu aktivitas bermain game secara live streaming di facebook.

Di dalam sebuah ruangan khusus yang terletak di Jalan Jayabaya No 17, Kelurahan Kepanjen, Kabupaten Jombang, Adit sibuk bermain game secara live streaming di facebook.

Di dalam ruangan khusus tersebut terdapat satu perangkat komputer khusus, dilengkapi alat bantu komunikasi. Yakni microphone dan webcame sebagai alat interaksi nyata dengan pemain game lainnya.

Aditya mengaku sudah satu ini menjadi partner facebook kreator gaming. Berawal tahun 2018 hingga sekarang.

Dia memang mempunyai kesukaan bermain game. Bahkan, saat di sekolah sering mengikuti perlombaan game bersama tim-nya dan menjadi juara.

Bermula dari hobinya bermain game, Aditya mencoba mencari peruntungan penghasilan melalui online. Ia melakukan live streaming atau siaran langsung di game Eropa, namun upaya itu gagal, dan tidak menghasilkan uang.

Usahanya juga belum membuahkan hasil saat berlanjut masuk ke sistem game donasi.

Anak kandung dari pasangan dari Soehartono-Soemarlin ini lalu mencoba mencari pundi-pundi rupiah dengan sebagai pemain yang menyewakan jasanya untuk menaikkan peringkat atau level akun game pemain lain yang biasanya disebut joki game.

Dari situ, ia mulai mendapat penghasilan yang lumayan. “Saat itu belum masuk facebook creator gaming, saya menjadi joki game. Pengasilannya, sekali main bisa dapat Rp 400 hingga Rp 500 ribu,” kata Aditya, di rumahnya, Minggu (3/11/2019).

Setelah menjadi joki game, pada September 2019, pihak Facebook meluncurkan program baru yang tidak hanya media sosial saja, yakni facebook gaming.

Saat itu, kata dia, Facebook mencari partner untuk main game sambil live dan berinteraksi dengan orang lain atau disebut streamer.

“Nama alamat situs Fb.gg, cuman di Indonesia belum dirilis, tapi di Filipina sudah dirilis. Untuk sekarang, aplikasinya masih jadi satu dengan Fb,” kata dia.

“Saya dapat info dari teman kalau Fb lagi cari streamer. Tiba-tiba saya dihubungi melalui fanspage messenger. Saya bilang lihat-lihat dulu. Kemudian setelah ngobrol banyak, lalu tes live streaming. Karena harus melalui tes,” sambungnya.

Saat live itu, lanjut dia, ada yang melihat sendiri ada yang mengecek data dan sebagainya. Setelah lolos dan masuk, ia pun menjadi partner dan kontrak dengan pihak facebook gaming.

“Kontrak itu, di antaranya pembuatan video kreator game original, live streaming selama 80 jam per bulan. Ada target viewers atau penonton video juga. Jadi tidak asal live. Saya biasa live streaming 3 sampai 4 jam per hari,” ujar lajang dua bersaudara ini.

Dia mengungkapkan, gaji untuk kreator facebook gaming ada tingkatannya atau disebut Tierra. Mulai dari Tierra 1 hingga 4 dengan gaji mulai Rp 15 juta hingga Rp100 juta.

Ia mengaku saat ini berada di tingkatan tierra 3, dengan gaji kisaran Rp 60 juta per bulan.

“Kalau saya sekarang tierra 3, untuk gaji ya kisaran segitulah,” tandas dia.

Untuk di Jawa timur, baru ada dua orang yang berada di tingkatan tierra 3, termasuk dirinya.

Kontrak dengan pihak manajemen facebook gaming, kata dia, terus diperbarui dan bisa sewaktu-waktu pihak manajemen memutus kontrak jika terdapat kesalahan-kesalahan.

Diantaranya, memanipulasi data live streaming dan lainnya. “Sudah banyak yang diputus, padahal baru dua bulan kontraknya,” ucapnya.

Selama menjadi partner kreator facebook gaming, ia sudah menjelajah negara lain, yakni di Filipina.

Aditya beberapa hari ke depan bakal bertolak ke Thailand. Selain mengikuti sejumlah even dari pihak facebook, juga bertemu dengan vendor atau penjual yang memperkenalkan game barunya.

“Sebentar lagi akan ada even di Thailand dan dibiayai pihak managemen. Tetapi yang dibiayai hanya tertentu dan tidak semua,” ujarnya. Dia termasuk yang yang dibiayai.

Ia menambahkan, dirinya selama ini hanya melihat banyak pemain game, yang mereka bermain bukan ke live streamer, tapi untuk jadi pro player.

Yakni, bermain yang hanya bertujuan bagaimana caranya bisa menang dapat uang di game. Baginya itu sangat susah.

Dia menyarankan untuk mengubah pola itu dan berpindah ke jual beli ID game, menjadi Joki game maupun bisa jadi live streamer.

“Ya saran saya bermain game yang positif saja dan jangan terlalu ambisi dan emosi. Banyak peluang, mulai dari jual-beli game, joki, live streamer, konten video, yang bisa menghasilkan uang,” pungkasnya.

Soemarlin ibunda dari Aditya, mengaku awalnya tidak menyangka hobi dari anaknya bisa menjadi sumber penghasilan yang cukup fantastis.

“Dulu waktu sekolah sering saya marahi, kok main game saja. Khawatir dengan kegiatan belajarnya dan interaksi dengan lingkungannya,” kata Soemarlin, didampingi suaminya Soehartono.

Meski Aditya telah meraih kesuksesan, Soehartono maupun Soemarlin tidak mengharap apapun dari anaknya.

Ia hanya berpesan kepada anak pertamanya untuk menjadi pemain game yang baik, dan jujur.

“Hasilnya yang dinikmati dia sendiri, kami sebagai orang tua mendoakan yang terbaik buat anak. Agar menanamkan nilai kejujuran dan untuk tidak lupa untuk bersedekah dari hasil rezekinya,” pungkasnya.

Prestasi lainnya, Aditya bersama timnya yang mewakili Indonesia dalam kejuaraan Facebook gaming internasional di negara Thailand berhasil menyabet juara 1 pada Oktober 2019 lalu.