FaktualNews.co

Mayat Surono Dipendam di Lantai Musala di Jember, Ini Komentar Tetangga tentang Istrinya

Kriminal     Dibaca : 1043 kali Penulis:
Mayat Surono Dipendam di Lantai Musala di Jember, Ini Komentar Tetangga tentang Istrinya
FaktualNews.co/Muhammad Hatta
Proses penyelidikan jasad yang dipendam di bawah tempat salat di rumahnya.

JEMBER, FaktualNews.co-Kematian Surono (51) warga Dusun Juroju, Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, yang mayatnya ditemukan di bawah lantai tempat salat rumahnya, masih terus didalami polisi.

Informasi menghilang korban sejak Mei lalu, sekitar 7 bulan lalu dan ditemukannya jasad yang dibungkus kain sarung, juga masih didalami polisi.

Tetangga rata-rata menilai Surono (bukan Suryono seperti berita sebelumnya) sebagai orang baik dan ramah dengan warga.

Namun terhadap istri Surono, yakni Busani (45), warga menyebut ada dugaan dia selingkuh dengan Jumarin, dan terlihat sering jalan-jalan bersama.

“Bu Wid (Busani) itu kurang lebih setahunan selingkuh dengan pria yang sekarang (diamankan) di Polsek itu (Jumarin). Semua orang sudah tahu mas,” kata Sunarti, tetangga Surono, Senin (4/11/2019).

Wanita yang sebaya dengan Busani itu mengatakan, hubungan gelap antara Jumarin dengan Busani sudah menjadi rahasia umum.

“Sering keluar dengan pria itu (Jumarin). Apa itu ke pasar atau pergi entah kemana. Kalau di rumah saat Pak Surono gak ada, saya tidak tahu. Karena jarak rumahnya jauh dengan warga,” sambungnya.

Sunarti dan warga lainnya mengenal Surono sebagai orang yang baik dan ramah.

“Semua warga tahu, dan mengenal Pak Surono. Dia orangnya baik, rajin ibadah, tiap Jumat salat. Banyak juga teman-temannya. Ini semua warga yang datang ke rumahnya ini prihatin dengan yang dialami Surono,” katanya.

Di tempat kejadian perkara, banyak warga berkerumun ingin mengetahui kebenaran informasi jasad Surono dipendam di dalam rumah.

Bahkan pihak kepolisian pun harus selalu memberikan peringatan agar warga tidak terlalu dekat dengan TKP karena masih dilakukan proses penyelidikan.

Tetangga lainnya, Sugiyanto, mengatakan, Surono memang sering keluar kota. Yang diketahui olehnya, biasa ke Bali untuk menjenguk anaknya, Bahar, yang ada di Bali atau mungkin jalan-jalan.

“Tapi ini lama tidak kelihatan. Kalau Busani saya sering melihat dengan Jumarin, orang daerah Petung, Ledokombo sini,” katanya.

Disinggung apakah Sugiyanto menduga ada perselingkuhan antara Busani dan Jumarin, Sugiyanto mengaku tidak tahu pasti.

“Tapi sering sekali Busani bersama Jumarin. Kasihan Pak Surono. Kita semua di sini teman-temannya. Tahu seperti apa Pak Surono. Orangnya baik,” ungkapnya.

Dirinya berharap motif dugaan pembunuhan yang terjadi segera terungkap, serta apa motifnya.

“Semoga segera diketahui, apa benar pembunuhan atau bagaimana. Karena Pak Surono orang baik. Kalau kebunnya panen, tidak lupa berbagi. Dia punya kebun kopi, petai, durian, dan nangka. Dia jajin ibadah salat ke masjid dekat sini,” katanya.

Wiryanto keponakan Surono dan Busani juga mengenal paman dan bibinya dengan baik.

“Tapi memang 9 bulan yang lalu saya ketemu Lek (Surono). Kalau dengan bibi (Busani) beberapa minggu yang lalu waktu anak keduanya Fatim melahirkan,” ujarnya.

Diketahui olehnya, Fatim anak kedua pasangan Surono dan Busani, 2 bulan belakangan baru pulang dari Malaysia dan beberapa minggu yang lalu melahirkan.

“Suaminya ada di Malaysia katanya, nikahnya saya tidak tahu, beberapa minggu lalu melahirkan anaknya itu,” katanya.

Terkait hubungan suami istri paman dan bibinya itu, kata Wiryanto, baik-baik saja.

“Sejak kecil saya diasuh Lek. Gak pernah cerita apa-apa (apa ada masalah atau tidak), dan ramah orangnya. Kalau lek (Surono) itu ngalah terus (jika tengkar), kalau bibi orangnya pencemburu. Kadang gurau, dan sering bercanda tapi ya juga pencemburu. Kalau masalah selingkuh saya tidak tahu,” ungkapnya.

“Dulu pernah bilang bibi dan Bahar juga bilang, katanya lek menikah lagi di Lombok. Karena Lek sering keluar, seminggu atau sebulan, juga mesti bilang alasannya jenguk Bahar di Bali,” sambungnya.

Baca berita menarik lainnya hasil liputan
Editor
Sutono Abdillah